DENPASAR, KOMPAS.com - Gubernur Bali I Wayan Koster merasa heran dengan masyarakat yang begitu mudah membeli pulsa Rp 200.000 bulan tetapi ribut jika PDAM menaikan tarif air menjadi Rp 10.000.
Ia menilai tabiat seperti datang dari cara pandang yang masih menganggap air tidak harus dibeli karena merupakan pemberian alam.
"Masyarakat cenderung memandang air adalah pemberian alam sehingga PDAM sedikit saja menaikan tarif air ribut tapi kalau beli pulsa sebulan dengan harga Rp 200.000 itu tidak pernah berpikir beratnya bagaimana los gitu saja, tapi begitu air naik 10.000 saja ribut," katanya di acara Workshop Eksekutif dan Legislatif dalam Pengembangan Program Air Minum di Perkotaan, National Urban Water Supplya Projects (NUWSP), di Trans Resort, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (3/8/2023).
Koster meminta seluruh kepala daerah mulai mengedukasi masyarakat agar mengubah cara pandang tentang layanan akses air minum layak di Indonesia.
Sebab, PDAM membutuhkan biaya pembangunan infrastruktur dan operasional pendistribusian air agar bisa memperluas cakupan wilayah pelayanannya.
"Masyarakat yang menganggap air itu pemberian itu harus diubah, air itu harus dibayar, harus dibeli, karena untuk sampai di rumah itu perlu biaya untuk pengembangan infrastruktur dan sarana dan prasarananya," kata dia.
"Saya kira kepala daerah pun eksekutif dan legislatif harus menempatkan posisi air dalam pengelolaan air seperti itu tidak perlu takut karena nanti tidak terpilih tapi kita membiarkan kebiasaan buruk ditengah masyarakat," sambungnya.
Ia mengatakan, rendahnya tarif air bersih selama ini menjadi salah satu penyebab PDAM sering mengalami kerugian.
Baca juga: Ayunan Jantra, Permainan Tradisional Bali yang Melambangkan Roda Kehidupan
"PDAM yang punya hutang di APBN itu berapa waktu saya di penganggaran sampai harus memutihkan karena rugi terus. Sekarang di Bali PDAM mulai sehat di Buleleng sangat sehat untung dia sudah sangat memberikan pendapatan daerah bahkan," kata dia.
Koster menambahkan sampai saat ini secara umum kebutuhan air di Bali dapat dikelola dengan baik.
Ke depannya, pengelolaan air tidak lagi menggunakan cara-cara yang konvensional.
"Dan sekarang kami mengembangkan program SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) serta sumber air dengan bendungan yang cukup dibantu oleh Menteri PUPR yaitu bendungan Sidan, Tamblang, yang cukup memenuhi kebutuhan air sehari-hari tidak saja untuk air minum tapi juga untuk irigasi," katanya.
Baca juga: Soal Maju Lagi di Pilkada Bali 2024, Koster Sebut Siap tetapi Tergantung PDI-P
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.