DENPASAR, KOMPAS.com- Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, meralat pernyataannya saat berpidato dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-16 Partai Gerindra di Hotel Meru Sanur, Denpasar, Bali pada Selasa (6/2/2024).
Prabowo awalnya berjanji ingin melanjutkan pembangunan yang sudah dirintis oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para presiden sebelumnya.
Baca juga: Prabowo: Otak Cerdas tapi Hati Busuk Itu Koruptor
Menurutnya, mantan presiden Soekarno, Suharto, BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono harus dihormati karena sudah berjasa membangun Indonesia.
Kemudian, Prabowo mengklaim bahwa para pakar di seluruh dunia telah melihat Indonesia sebagai fenomena raksasa yang akan bangun.
Sesaat kemudian, Prabowo langsung meralat pernyataannya tersebut dengan menyebut Indonesia raksasa yang sedang bangun.
Baca juga: Kabid SMP Medan Dapat Sanksi Teguran Tertulis karena Arahkan Dukungan ke Prabowo-Gibran
"Kita harus sadar semua pakar dari seluruh dunia melihat fenomena bangsa Indonesia. Mereka melihat ini adalah raksasa yang akan bangun," katanya.
"Saya ralat, saya ralat, saya tarik kembali. Kalau salah ya ralat, enggak usah malu-malu. Kita raksasa bukan yang akan bangun, kita raksasa yang sedang bangun saudara-saudara, kita sedang bangun," sambung Prabowo.
Baca juga: Menyoal Pembagian Becak Listrik Saat Kampanye Prabowo-Gibran di Madiun yang Disorot Bawaslu
Ia mengatakan meski menjadi salah satu negara raksasa, Indonesia tetap harus menjadi negara yang baik untuk semua bangsa di dunia.
Prabowo akan tetap menjaga perdamaian dengan negara tetangga apabila menang dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Polres) 2024.
"Saya katakan di beberapa kesempatan di hadapan diplomat-diplomat asing, saya katakan politik luar negeri bilamana Prabowo-Gibran mendapat mandat dari rakyat, politik kita adalah politik menjadi tetangga yang baik bagi semua tetangga-tetangga kita," kata dia.
Selanjutnya, Prabowo menjelaskan sejarah politik luar negari Indonesia yang masuk dalam Gerakan Non-Blok. Indonesia bersahabat dengan semua kekuatan besar di dunia.
"Ini adalah kepribadian bangsa Indonesia. Coba ingat, kita kan ramah sama tetangga-tetangga kita. Apalagi dengan tamu yang datang pasti kita terima dengan baik. Jadi Indonesia berterima kasih dengan pendiri-pendiri bangsa kita," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.