BALI, KOMPAS.com- Bertepatan dengan World Water Forum (WWF) ke-10, Pemerintah Provinsi Bali akan menggelar upacara Segara Kerthi di wilayah Pantai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali di Kota Denpasar, Sabtu (18/5/2024).
Kearifan lokal untuk pemuliaan air, khususnya laut ini juga akan diperkenalkan kepada para delegasi negara peserta WWF. Lantas apa itu Segara Kerthi?
Baca juga: Sambut HUT Kota Negara ke-128, Pemkab Jembrana Gelar Pawai Budaya Segara Kerthi”
Melansir baliprov.go.id, masyarakat memegang nilai-nilai Tri Hita Karana yang bersumber dari kearifan lokal Sad Kerthi. Salah satunya adalah Segara Kerthi.
Dalam tata ruang kosmik Hindu, Segara Kerthi yakni meyakini bahwa laut dan samudra sebagai sumber alam yang menjadi tempat leburnya semua kekeruhan.
Secara niskala, Segara Kerthi dilaksanakan melalui berbagai upacara yang terkait dengan penyucian laut.
Baca juga: 8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali
Kepala Biro Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Bali I Ketut Sukra Negara mengungkapkan, kearifan lokal Segara Kerthi yang bermakna pemuliaan pada air itu bersumber dari ajaran Hindu.
"Dengan ritual Segara Kerthi ini kita masyarakat Bali memiliki kearifan lokal tidak hanya secara sekala (upaya fisik) tapi juga secara niskala (rohani atau spiritual)," kata dia, seperti dikutip dari laman resmi kemenparekraf.go.id.
Baca juga: Heboh soal New Moscow di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town
Ritual Segara Kerthi akan dipimpin oleh tiga sulinggih atau pendeta Hindu. Upacara tersebut juga melibatkan masyarakat adat di Desa Adat.
Adapun upacara Segara Kerthi yang dilakukan pada 18 Mei 2024 dan disaksikan oleh delegasi negara peserta WWF itu bertepatan dengan Hari Suci Tumpek Uye atau Tumpek Kandang.
Tumpek Uye dirayakan oleh Umat Hindu 210 hari sekali sebagai rasa syukur dan pemuliaan terhadap binatang.
Baca juga: Sambut HUT Kota Negara ke-128, Pemkab Jembrana Gelar Pawai Budaya Segara Kerthi”
Sehingga upacara Segara Kerthi nanti tidak hanya menggunakan sarana sesajen Caru Panca Kelud, tapi juga diisi dengan persembahyangan bersama dan pelepasan tukik serta burung sebagai bentuk pemuliaan pada binatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.