Kasus WNA Pukul Karyawan Hotel di Bali Selesai dengan "Restorative Justice"

DENPASAR, KOMPAS.com - Kasus penganiayaan oleh pria warga Negara Inggris, berinisial S, terhadap karyawan hotel di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, telah diselesaikan melalui prosedur restorative justice.

Restorative justice adalah sebuah proses di mana semua pihak yang berkepentingan dalam pelanggaran tertentu bertemu bersama untuk menyelesaikan permasalahan bersama.

Saat ini, pelaku telah diserahkan kepada pihak Imigrasi untuk diproses sesuai ketentuan keimigrasian.

"Untuk kasusnya sudah diserahkan ke imigrasi untuk dideportasi," Kepala Kepolisian Sektor Kuta Kuta AKP Agus Riwayanto Diputra, di Denpasar, Rabu (22/1/2025).

Ia mengungkapkan, motif pelaku menganiaya korban hanya untuk melampiaskan rasa amarahnya.

Baca juga: Viral, Aksi WN Inggris Tampar Karyawan Hotel di Bali, Pelaku Ditangkap

Saat itu, korban hanya menawarkan makanan kepada pelaku. Namun, turis pria ini malah menampar korban tanpa alasan.

"Mungkin (pelaku) sedang memiliki masalah. Karena saat ditawari makanan oleh korban, dia marah dan memukul korban," kata dia

Riwayanto mengatakan, kasus ini dapat diselesaikan melalui restorative justice setelah adanya kesepakatan damai antara korban dan pelaku.

Sedangkan, dari hasil visum menunjukkan, korban mengalami trauma akibat ditampar oleh pelaku.

"Mereka sudah melaksanakan RJ (restorative justice), namun kami sudah lakukan pengantaran pelaku dengan pihak imigrasi untuk proses deportasi," kata dia.

Terpisah, Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Kantor Imigrasi Ngurah Rai, Alexander Maxwell mengatakan, pihaknya menerima WNA tersebut dari Polsek Kuta, pada Senin kemarin.

Saat ini, WNA itu sudah diserahkan ke pihak Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar. Dia sementara didetensi (penahanan) sembari menunggu jadwal pendeportasian.

"Untuk pelaksanaan deportasinya nanti dari Rudenim," kata dia.

Sebelumnya, sebuah rekaman video CCTV yang menunjukkan S menampar karyawan hotel di Bali viral di jagat media sosial.

Agus Riwayanto Diputra mengungkap, insiden penganiayaan tersebut terjadi di sebuah hotel di wilayah Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (17/1/2025).