DENPASAR, KOMPAS.com - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI Komjen Marthinus Hukom menemui Gubernur Bali, I Wayan Koster di Denpasar, Senin (14/7/2025) malam.
Dalam pertemuan ramah tamah itu, Komjen Marthinus Hukom mengingatkan agar Bali tetap waspada karena saat ini narkoba menjadi ancaman yang sangat serius untuk masyarakat.
"Bali bagi saya adalah rumah kedua. Tapi kita juga perlu waspada, karena narkotika kini menjadi ancaman yang semakin canggih dan masif,” ujarnya.
Baca juga: Oknum Polisi di Ambon Diperiksa Terkait Dugaan Perzinahan dan Narkoba
Berdasarkan hasil survei BNN 2023, ada 3,3 juta warga Indonesia terjerat penyalahgunaan narkoba.
Namun, mengingat adanya angka gelap (dark number), sangat mungkin jumlah itu masih lebih rendah dari kenyataan di lapangan.
Selain itu, sangat perlu diwaspadai adanya ancaman sindikat narkotika internasional, di antaranya yang berasal dari negara-negara konflik seperti Ukraina dan Rusia.
Marthinus Hukom menekankan bahwa para sindikat itu memanfaatkan teknologi digital, aplikasi rahasia, transaksi kripto, dan metode penyimpanan narkoba berbasis titik koordinat.
“Bali harus tetap aman. Modus kejahatan narkotika terus berkembang. Kami siap bersinergi dengan Pemprov Bali dan seluruh forkopimda agar sindikat semacam ini tidak menjadikan Bali sebagai sasaran mereka,” ujarnya.
Baca juga: Jaga Bali Tetap Aman, Tertib dan Bersih dari Narkoba, Gubernur Koster Diapresiasi Kepala BNN RI
Menurutnya, jaringan geng motor internasional juga harus diwaspadai.
Jaringan itu erat kaitannya dengan tindak kriminal lain seperti narkotika, kekerasan, dan premanisme.
“Kolaborasi kuncinya adalah saling percaya dan saling membantu. BNN siap memberikan dukungan terbaik bagi Pemprov Bali dalam menjaga keamanan Bali dari ancaman narkoba,” ujarnya.
Dia menilai, regulasi daerah juga perlu diperkuat untuk mendukung pencegahan dan penindakan penyalahgunaan narkotika.
Marthinus Hukom datang bersama istri dan jajaran pimpinan tinggi pratama dan madya BNN RI.
Sementara itu, Koster mengamini pernyataan Marthinus Hukom bahwa penyalahgunaan narkoba menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh Bali, selain persoalan kemacetan, sampah, alih fungsi lahan, maupun perilaku wisatawan asing yang melanggar aturan.
Baca juga: BNNP Malut Bersih-bersih Narkoba, Gandeng 18 Tempat Hiburan Malam
“Masalah narkotika ini menjadi perhatian serius kami. Sinergi dengan BNN, Polda Bali, dan Kejati Bali mutlak diperlukan untuk mengatasi persoalan ini. Kami siap memperkuat kolaborasi agar Bali tetap terjaga, aman, dan bersih sebagai destinasi dunia,” ucapnya.
Koster menyebutkan, pada tahun 2024, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali tercatat mencapai 6,4 juta orang.
Lalu, untuk tahun 2025, diperkirakan wisman yang datang bisa mencapai 7,1 juta.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang