Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Desa di Buleleng Terancam Kekeringan, BPBD Ungkap Penyebabnya

Kompas.com, 14 Oktober 2025, 14:14 WIB
Hasan,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com – Sebanyak 20 desa di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, berpotensi mengalami kekeringan pada Oktober 2025.

Ancaman ini terungkap dalam hasil kajian potensi bencana yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng.

Baca juga: BPBD: Lombok Tengah Tetap Siaga Kekeringan Hingga Akhir Bulan Ini

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi, mengatakan kondisi tersebut dipengaruhi oleh berkurangnya curah hujan secara signifikan.

Bahkan di wilayah Kecamatan Tejakula Buleleng, selama lebih dari dua bulan terakhir tidak turun hujan.

Hal ini sejalan dengan peringatan dini kekeringan ekstrem yang diterbitkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk periode 10–20 Oktober 2025.

"Wilayah Tejakula saat ini sudah masuk kategori awas karena tidak mengalami hujan lebih dari 60 hari. Ini menunjukkan adanya potensi kekeringan meteorologis akibat musim kemarau yang berkepanjangan," jelas Ariadi, Selasa (14/10/2025).

Baca juga: BMKG Terbitkan Peringatan Dini Kekeringan Ekstrem di Buleleng

Kekeringan meteorologis merupakan kondisi kering pada periode tertentu yang disebabkan oleh berkurangnya curah hujan dan meningkatnya suhu udara di wilayah tersebut.

Menurut hasil kajian BPBD, terdapat 20 desa yang berisiko mengalami kekeringan, dengan sebaran 4 desa di Kecamatan Tejakula, 1 desa di Kubutambahan, 1 desa di Sukasada, 5 desa di Busungbiu, dan 9 desa di Gerokgak.

Meski demikian, hingga pertengahan Oktober ini BPBD belum menerima laporan atau permohonan bantuan air bersih dari desa-desa yang masuk kategori rawan kekeringan.

"Belum ada permohonan bantuan air bersih dari wilayah yang terdampak kekeringan ekstrem," kata Ariadi.

Baca juga: 10 Desa di Pasuruan Alami Kekeringan, BPBD Rutin Kirim Air Bersih untuk Warga

Ia menjelaskan, satu-satunya permintaan bantuan air bersih yang diterima BPBD Buleleng bulan ini berasal dari Desa Sinabun, Kecamatan Sawan.

Namun, permintaan itu bukan karena kekeringan, melainkan akibat perbaikan jaringan PAM desa untuk mendukung pelaksanaan upacara keagamaan.

Pada 6 Oktober BPBD menyalurkan 5.000 liter air, dan tanggal 9 Oktober sebanyak 20.000 liter.

"Total 25.000 liter air bersih kami distribusikan ke Desa Sinabun," jelasnya.

Ariadi menambahkan, BPBD Buleleng terus memantau situasi kekeringan di lapangan serta berkoordinasi dengan BMKG dan pemerintah desa untuk memastikan kesiapsiagaan menghadapi dampak kekeringan ekstrem.

"Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi kekeringan ekstrem dan bijak dalam menggunakan air," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau