Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa itu Calonarang? Sejarah, dan Cerita

Kompas.com, 21 September 2022, 16:06 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Calonarang adalah pementasan dramatari di Bali.

Calonarang merupakan pementasan yang populer di masyarakat Hindu di Bali dan Jawa.

Pertunjukan Calonarang diperkirakan muncul pada tahun 1825 atau pada masa Kerajaan Klungkung.

Seni Calonarang berlatar belakang dinasti Airlangga.

Apa itu Calonarang?

Calonarang sering dipentaskan dalam setiap acara ritus yajna atau pemujaan di Bali.

Pementasan dramatari ini menjadi pelengkap upcara sehingga acara pemujaan dapat berjalan dengan baik

Pementasan Calonarang dalam upacara pemujaan di Bali merupakan salah satu media penyucian.

Umumnya, masyarakat Bali beranggapan bahwa Calonarang adalah mitologi yang identik dengan ilmu hitam.

Baca juga: Sejarah Seni Calonarang

Masyarakat Bali kerap mengkaitkan Calonarang dengan ilmu hitam,

Meski begitu, pementasan Calonarang dipentaskan sebagai pertunjukan sakral.

Belakangan, pementasan Calonarang lebih bersifat hiburan.

Sejarah Calonarang

Cerita Calonarang selalu mengambil latar belakang kisah Raja Airlangga, pendiri Kerajaan Kahuripan yang memerintah pada tahun 1009-1042.

Raja Airlangga membagi kerajaan menjadi dua, peristiwa pembelahan ini tercatat dalam Serat Calon Arang, Negarakertagama, dan prasasti Turun Hyang II.

Kemudian terbentuk dua kerajaan baru, Kerajaan Barat disebut Kediri dengan pusat di kota baru, Daha. Kerajaan ini diperintahkan Sri Samarawijaya.

Sedangkan, kerajaan timur disebut Jenggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan. Kerajaan tersebut diperintahkan oleh Mapanji Garasakan.

Merujuk pada peristiwa itu, mengindikasikan teks Calonarang di Jawa ditulis pada saat setelah terjadinya pembagian kerejaan itu.

Teks ditulis sebagai penggambaran dari konflik yang terjadi pada saat itu.

Teks mulai dipentaskan dalam bentuk drama tercatat dalam sebuah prasasti.

Baca juga: Happy Salma dan Nicholas Saputra Kenalkan Tradisi Bali Lewat Teater Sudamala: Dari Epilog Calonarang

Adalah, prasasti Jaha, tahun 840 Masehi, yang ditemukan di Jawa Tengah dan dikeluarkan oleh Raja Sri Lokapala, pemegang daerah Kuti.

Dalam prasasti Jaha menyebutkan beberapa jenis pertunjukan, salah satunya adalah dramatari Calonarang yang disebut Haluwarak.

Merujuk pada lontar Ularan Prasraya, masa keemasan pementasan Calonarang di Bali pada masa Gelgel (1460-1550).

Raja Gelgel, Dalem Waturenggong menyerang Blambangan, dan berhasil menaklukan wilayah itu.

Kemudian, armada gelgel berhasil merampas sejumlah barang kesenian, topeng, teks Calonarang, dan beberapa gubahan yang sering dipentaskan.

Cerita Calonarang

Disebutkan seorang ibu yang dipanggil Calonarang, ia dikisahkan sebagai seorang yang sakti mandraguna

Calonarang memiliki nama asli Dayu Datu dari Desa Girah, desa dipesisir wilayah Kerajaan Kediri.

Calonarang berstatus janda sehingga disebut Rangda Nateng Girah, Randa artinya janda dan nateng berarti penguasa.

Randa Nateng Rirah berarti janda penguasa Desa Girah. Dalam mitologi Bali, Rangda adalah ratu para leak.

Baca juga: Balawan Ingin Main Film tentang Leak

Calonarang memiliki anak perempuan yang bernama Ratna Manggali. Namun, tidak ada satupun laki-laki yang melamar putrinya. Para pemuda itu curiga, Ratna Manggali akan mewarisi ilmu leak ibunya.

Karena itu, Calonarang membalas dendam dengan menculik gadis muda untuk dikorbankann kepada Dewi Durga.

Upaya lainnya, Calonarang juga menyebarkan penyakit kepada masyarakat Kahuripan yang menyebabakan banyak masyarakat yang meninggal.

Kemudian, Raja Airlangga mengutus penasihatnya yang juga merupakan gurunya, Mpu Badarah, untuk mengatasi masalah ini.

Mpu Badarah menikahkan Ratna Mangali dengan muridnya yang bernama Mpu Bahula.

Tujuan menikahkan Mpu Bahula dengan Ratna Manggali adalah untuk mengambil kitab ilmu hitam Calonarang.

Mengetahui kitabnya hilang, Calonarang murka dan menantang Mpu Badarah untuk adu tanding.

Mpu Baradah menerima tantangan Calonarang. Akhirnya, adu tanding itu dimenangkan oleh Mpu Baradah.

Sejak kekalahan Calonaranng, daerah kahuripan aman dan damai dari ancaman ilmu hitam. (Penulis: Lukman Hadi Subroto, Editor: Widya Lestari Ningsih)

Sumber:

pbl-dalung.badungkab.go.id

Wirawan, Komang Indra Wirawan, (2019), Calonarang: Ajaran Tersembunyi di Balik Tarian Mistis, Bali Wisdom.

www.kompas.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Denpasar
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau