Subak dalam membangun dan mengelola sistem irigasi telah diwariskan secara turun temurun sehingga menjadi lembaga adat Subak, seperti saat ini
Keberadaan subak merupakan manifestasi dari filosofi atau konsep Tri Hita Karana. Filosofi yang mengajarkan manusia dapat hidup aman, bahagia, tentram dan lahir batin.
Konsep Tri Hita Karana adalah menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan, antara manusia dengan alamnya.
Konsep Tri Hita Karana terdiri dari parahyangan yang ditujukan pada pemujaan terhadap pura di kawasan subak.
Pawongan dengan organisasi yang mengatur sistem irigasi subak. Palemahan yang mana menunjukkan kepemilikan tanah atau wilayah setiap subak.
Ketiga unsur dalam konsep Tri Hita Karana memiliki hubungan timbal balik.
Subak dapat bertahan lebih dari satu abad karena masyarakatnya taat terhadap tradisi leluhur.
Pembagian air dilakukan secara adil dan merata. Segala masalah dibicarakan bersama, termasuk penetapan waktu menanam dan penentuan jenis padi juga dilakukan bersama.
Bagi pelanggar, sanksi akan ditentukan sendiri oleh warga melalui upacara ritual yang dilakukan di pura.
Adanya harmonisasi kehidupan seperti inilah yang menjadi kunci utama budaya Subak dapat lestari di Pulau Dewata.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.