Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Subak, Sistem Irigasi Tradisional di Bali, dari Asal-usul hingga Manfaat

Kompas.com - 16/10/2022, 07:20 WIB
Dini Daniswari

Editor

KOMPAS.com - Subak adalah organisasi masyarakat petani di Bali, yang khusus mengatur sistem pengairan atau irigasi tradisional.

Subak bagi masyarakat bali tidak sekedar sistem irigasi, namun merupakan konsep kehidupan rakyat Bali.

Dalam pandangan masyarakat Bali, Subak adalah gambaran langsung dari filosofi Tri Hita Karana, yang bersumber pada agam Hindu.

Sehingga Subak tidak hanya pertanian dan cocok tanam melainkan juga masalah ritual dan peribadatan untuk memohon rezeki dan kesuburan.

Subak telah menjadi warisan budaya dunia yang ditetapkan oleh UNESCO.

Para ahli menyebutkan bahwa Subak sebagai sistem teknologi yang telah menjadi budaya di Bali, yaitu budaya asli petani Bali

Asal-usul Subak

Kegiatan bercocok tanam padi telah ada di Bali sekitar tahun 882 M. Hal ini ditunjukkan melalui Prasasti Sukawana A1 atau prasasti tertua di Bali yang menyebutkan Huma yang berarti sawah.

Kata Subak adalah kata yang berasal dari bahasa Bali. Pertama kali dilihat, kata tersebut terdapat dalam Prasasti Pandak Bandung dengan angka tahun 1072 M.

Kata Subak mengacu pada sebuah lembaga sosial dan keagaman yang unik.

Dimana, lembaga tersebut memiliki pengaturan sendiri dan asosiasi demokrastis petani dalam menetapkan penggunaan air irigasi dan pertumbuhan padi.

Baca juga: Mengenal Filosofi dan Nilai Budaya Subak yang Jadi Primadona Turis di Bali

Subak dalam membangun dan mengelola sistem irigasi telah diwariskan secara turun temurun sehingga menjadi lembaga adat Subak, seperti saat ini

Filosofi Tri Hita Karana dalam Subak 

Keberadaan subak merupakan manifestasi dari filosofi atau konsep Tri Hita Karana. Filosofi yang mengajarkan manusia dapat hidup aman, bahagia, tentram dan lahir batin.

Konsep Tri Hita Karana adalah menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan, antara manusia dengan alamnya.

Wisatawan asing mengunjungi Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, untuk melihat persawahan yang masuk dalam sistem pengairan subak, pertengahan Oktober 2016.KOMPAS/SUSI IVVATY Wisatawan asing mengunjungi Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, untuk melihat persawahan yang masuk dalam sistem pengairan subak, pertengahan Oktober 2016.

Konsep Tri Hita Karana terdiri dari parahyangan yang ditujukan pada pemujaan terhadap pura di kawasan subak.

Pawongan dengan organisasi yang mengatur sistem irigasi subak. Palemahan yang mana menunjukkan kepemilikan tanah atau wilayah setiap subak.

Ketiga unsur dalam konsep Tri Hita Karana memiliki hubungan timbal balik.

Subak dapat bertahan lebih dari satu abad karena masyarakatnya taat terhadap tradisi leluhur.

Pembagian air dilakukan secara adil dan merata. Segala masalah dibicarakan bersama, termasuk penetapan waktu menanam dan penentuan jenis padi juga dilakukan bersama.

Bagi pelanggar, sanksi akan ditentukan sendiri oleh warga melalui upacara ritual yang dilakukan di pura.

Adanya harmonisasi kehidupan seperti inilah yang menjadi kunci utama budaya Subak dapat lestari di Pulau Dewata.

Aturan Subak

Anggota Subak disebut krama Subak, mereka adalah para petani yang memiliki garapan sawah dan sawahnya mendapatkan bagian air.

Baca juga: Jadi Primadona Turis Asing, Subak Jatiluwih Tawarkan Wisata Budaya dan Pemandangan

Sebagai organisasi yang bersifat otonom, subak dapat menetapkan peraturan sendiri yang disebut dengan awig awig, sima, dan pararem.

Isi pokok awig awig adalah mengatur tentang parahyangan, pawongan, dan pelemahan. Sedangkan, pararem sebagai pelaksanaan awig awig yang berisikan hal-hal yang lebih detail.

Awig-awig Subak berisikan tentang hak dan kewajiban warga subak dan berisi sanksi jika melanggar hak dan kewajiba.

Manfaat Subak

Setiap anggota Subak akan mendapat fasililtas berupa pengalapan (bendungan air), jelinjing (parit), dan sebuah cakangan (alat untuk memasukkan air ke bidang sawah garapan).

Krama Subak secara bersama-sama membuat, memelihara, mengelola, dan menggunakan fasilitas irigasi.

Melalui sistem Subak ini, para petani mendapatkan air sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam musyawarah krama Subak yang dilandasi filosofi Tri Hita Karana.

Untuk itu, kegiatan oragnisasi Subak tidak hanya mengenai pertanian atau bercocok tanam saja, melainkan juga masalah ritual dan peribadatan untuk memohon rezeki dan kesuburan.

Tanaman padi, sawah, dan air memiliki peranan penting dalam irigasi Subak yang juga dikaitkan dengan religi. Ketiganya berkaitan dengan kekuasaan Dewi Sri (Dewi kesuburan dan kemakmuran).

Baca juga: Menjaga Subak, Memuliakan Peradaban

Setiap subak umumnya memiliki pura yang disebut Pula Ulun Carik atau Pura Bedugul, dimana pura khusus dibangun oleh para petani untuk memuja Dewi Sri.

Sistem pengaturan air dilakukan oleh tokoh adat yang juga merupakan petani disebut Kelian (Klian). Ia mempunyai tugas untuk mengawasi dan mengelola Subak.

Kelian merupakan jabatan yang bersifat sosial karena tidak mendapatkan gaji atau imbalan.

Pembagian atau penyaluran air disesuaikan dengan keaktifan anggota.

Anggota yang aktif dan pasif akan mendapatkan pembagian air yang berbeda. Hal ini yang menjadi dasar pembagian air, dimana distribusi air disesuaikan dengan kontribusi anggota.

Museum Subak

Museum Subak terletak di Tabanan, Bali. Tujuan berdirinya museum ini untuk memperkenalkan pada generasi muda dan wisatawan mengenai sistem sirigasi tradisional yang masih digunakan oleh petani di Bali.

Sumber:

disbud.bulelengkab.go.id dan distanpangan.baliprov.go.id

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Istri Perwira TNI yang Jadi Tersangka Usai Unggah Dugaan Perselingkuhan Suami Ajukan Praperadilan

Denpasar
Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Apple Academy Akan Dibuka di Bali, Pj Gubernur: Kita Bersyukur

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 19 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Denpasar
Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Imbas Erupsi Gunung Ruang, 2 Penerbangan dari Bali ke Jepang dan China Dibatalkan

Denpasar
Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Ketebalan Tutupan Es di Puncak Jaya Berkurang 4 Meter, BMKG: Kemungkinan Terkait El Nino

Denpasar
Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Pamit Perbaiki Motor, Pria Lanjut Usia di Bali Ditemukan Tewas di Area Kuburan

Denpasar
Bayar Makan Semaunya dan 'Overstay' di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Bayar Makan Semaunya dan "Overstay" di Bali, WN Aljazair Ditangkap Imigrasi

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 18 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Denpasar
'Baby Sitter' di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

"Baby Sitter" di Bali Syok, Uang Rp 36,9 Juta di Rekeningnya Terkuras dan Tersisa Rp 800.000

Denpasar
Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Gudang Rongsokan dan Besi Baja di Bali Terbakar Diduga akibat Korsleting

Denpasar
Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Asita Bali Ungkap 153 Agen Wisata di Bali Masih Tutup Terdampak Covid-19

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Rabu 17 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Denpasar
Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Toko Alat Printer di Bali Ludes Terbakar, Kerugian Rp 4 Miliar

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Senin 15 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Perwira TNI yang Dilaporkan Selingkuh Dinonaktifkan

Perwira TNI yang Dilaporkan Selingkuh Dinonaktifkan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com