Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Ngerebong, Warisan Budaya Tak Benda dari Denpasar

Kompas.com - 21/08/2023, 22:41 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Ribuan umat Hindu di Balii diketahui mengikuti tradisi Ngerebong pada Minggu (20/8/2023).

Tradisi ini menjadi sebuah ritual sakral yang dilakukan di Pura Agung Petilan Pengerebongan oleh masyarakat di Desa Adat Kesiman.

Pura Agung Petilan Pengerebongan ini memang berada di Desa Adat Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali.

Baca juga: Tradisi Kebo Dongol, Warisan Budaya Tak Benda dari Kabupaten Badung

Merujuk dari asal katanya, Ngerebong sendiri merupakan bahasa Bali yang memiliki arti berkumpul. Oleh karena itu, masyarakat percaya jika para dewa sedang berkumpul pada saat tradisi Ngerebong dilaksanakan.

Ngerebong menjadi sebuah prosesi upacara yang sangat unik karena bukan merupakan upacara piodalan (peringatan hari lahir) dan tidak banyak menggunakan upakara sebagai pelengkap upacaranya.

Baca juga: Gelang Tridatu: Makna, Asal Usul, dan Penggunaannya

Pura Agung Petilan sendiri menjadi tempat prosesi ritual karena secara etimologi kata, berasal dari kata “tila” yang dalam bahasa Sansekerta berarti “benih” dengan imbuhan “pa-an”, sehingga yang mempunyai arti tempat menabur benih atau konsep-konsep yang dimiliki oleh raja atau pemimpin.

Sementara menurut hasil penelitian Sejarah Pura yang dilakukan IHD (kini UNHI) Denpasar pada tahun 1979, upacara Pengerebongan tergolong upacara bhuta yadnya atau pacaruan.

Baca juga: Mengapa Bunga Kamboja Sangat Lekat dengan Kehidupan Masyarakat Bali?

Sejarah Tradisi Ngerebong

Tradisi Ngerebong dilakukan mulai tahun 1937, tepatnya ketika I Gusti Ngurah Made Kesiman menjabat sebagai kepala Distrik Kesiman (Punggawa Kesiman) dari tahun 1927 hingga 1954.

Dikutip dari laman TribunBali.com, Budayawan yang juga tetua Desa Adat Kesiman, I Gede Anom Ranuara menjelaskan sejarah Tradisi Ngerebong.

Ia mengatakan bahwa Ngerebong pada intinya merupakan sebuah peringatan masa kejayaan raja-raja pada zamannya yang dikemas dengan sistem religi.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memperkuat dan mengeksistensikan keberhasilan raja saat itu.

“Karena dilihat dari Pura Petilan ini adalah senter upacara tempat upacara besar di Kesiman. Ini ritual atau pengilen dari sejarah kejayaan itu di mana Raja Kesiman sempat melaksanakan ekspansi ke Sasak, Lombok,” katanya.

Ekspansi tersebut terjadi sekitar tahun 1860 dan sejak saat itu dilaksanakan upacara Ngerebong yang merupakan upacara syukuran dan awalnya dilakukan di Puri Kesiman sebelum dipindah ke Pura Petilan Pengerebongan.

Selain itu, berdasarkan catatan Belanda, pada masa itu kendali politik Bali dan Lombok memang berada di Kesiman.

Akan tetapi saat adanya Puputan Badung, pelaksanaan ngerebong sempat berhenti beberapa waktu, hingga tahun 1937 tradisi ini kembali digelar dan dilakukan di Pura Petilan setelah pura ini selesai dibangun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Orang Daftar ke PDI-P untuk Pilkada Buleleng, Ada Ketua DPRD hingga Mantan Wabup

8 Orang Daftar ke PDI-P untuk Pilkada Buleleng, Ada Ketua DPRD hingga Mantan Wabup

Denpasar
Curhat Putu Satria ke Pacar, Sering Dipukul Senior di STIP dan Ulu Hati Diincar

Curhat Putu Satria ke Pacar, Sering Dipukul Senior di STIP dan Ulu Hati Diincar

Denpasar
Adik Taruna STIP yang Tewas di Tangan Senior Akan Terima Beasiswa dari Kemenhub

Adik Taruna STIP yang Tewas di Tangan Senior Akan Terima Beasiswa dari Kemenhub

Denpasar
Warga Bali Bakar Spanduk Foto Senior STIP yang Jadi Tersangka Saat Upacara Ngaben Korban

Warga Bali Bakar Spanduk Foto Senior STIP yang Jadi Tersangka Saat Upacara Ngaben Korban

Denpasar
Jenazah 3 Orang Sekeluarga Korban Kebakaran di Bali Dimakamkan

Jenazah 3 Orang Sekeluarga Korban Kebakaran di Bali Dimakamkan

Denpasar
Jasad Bayi Ditemukan di Bak Mobil Pikap di Bali, Ada Sepucuk Surat Wasiat

Jasad Bayi Ditemukan di Bak Mobil Pikap di Bali, Ada Sepucuk Surat Wasiat

Denpasar
Menangis di Hadapan Menhub, Ibu Taruna STIP: Saya Yakin Penganiaya Anak Saya Lebih dari 1

Menangis di Hadapan Menhub, Ibu Taruna STIP: Saya Yakin Penganiaya Anak Saya Lebih dari 1

Denpasar
Keluarga Senior STIP Belum Sampaikan Belasungkawa, Rusmini: Anak Saya Manusia, Lho Bukan Binatang

Keluarga Senior STIP Belum Sampaikan Belasungkawa, Rusmini: Anak Saya Manusia, Lho Bukan Binatang

Denpasar
4 Kebijakan Baru Menhub di STIP Buntut Senioritas Berujung Tewasnya Taruna Tingkat I

4 Kebijakan Baru Menhub di STIP Buntut Senioritas Berujung Tewasnya Taruna Tingkat I

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Anandita Ragu Masuk STIP Usai Kakaknya Tewas Dianiaya Senior

Anandita Ragu Masuk STIP Usai Kakaknya Tewas Dianiaya Senior

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Denpasar
Menhub Hilangkan Atribut Kepangkatan Imbas Senioritas Berujung Maut di STIP

Menhub Hilangkan Atribut Kepangkatan Imbas Senioritas Berujung Maut di STIP

Denpasar
Jual Makanan Olahan Daging Anjing, Pedagang di Buleleng Divonis Hukuman Percobaan

Jual Makanan Olahan Daging Anjing, Pedagang di Buleleng Divonis Hukuman Percobaan

Denpasar
Buntut Taruna Tewas Dianiaya Senior, Direktur STIP Jakarta Dibebastugaskan

Buntut Taruna Tewas Dianiaya Senior, Direktur STIP Jakarta Dibebastugaskan

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com