Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Wisatawan Dipalak Rp 300.000 di Air Terjun Sekumpul Buleleng, Sandiaga: Nanti Kapok

Kompas.com - 17/11/2023, 09:47 WIB
Hasan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno menanggapi keluhan wisatawan yang merasa dipalak tiket masuk Rp 300.000 saat mengunjungi Air Terjun Sekumpul di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali.

Menurut dia, hal itu bisa membuat wisatawan kapok berkunjung ke destinasi wisata tersebut.

Imbasnya, bisa merusak reputasi pariwisata Bali yang telah lama dijaga dengan baik.

Baca juga: Viral Video Wisatawan Dipalak Rp 300.000 di Air Terjun Sekumpul Buleleng, Dinas Pariwisata: Sudah Ditutup

"Kalau dia digetok akan kapok dan tidak akan kembali. Ini menyangkut reputasi Bali yang harus dijaga," ujar Sandiaga usai membuka Pemuteran Festival di Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, Kamis (16/11/2023) malam.

Dalam kasus itu, lanjut Sandi, ada oknum yang memanfaatkan ketidaktahuan wisatawan yang datang, kemudian memberikan harga terlalu tinggi.

"Wisatawan tersebut tidak mendapatkan informasi akhirnya, istilahnya, digetok," lanjut dia.

Baca juga: Penjelasan Dinpar soal Wisatawan Dipalak Rp 300.000 di Air Terjun Sekumpul Buleleng

Sandi mengatakan, ada misinformasi dari kasus tersebut. Wisatawan, menurut dia, tidak mendapatkan informasi lengkap loket masuk yang resmi.

Adapun tiket masuk yang dijual di loket resmi hanya Rp 20.000.

"Tempat masuk yang resmi tidak dipungut biaya yang berlebihan. Jadi wisatawan tersebut tentunya belum mendapatkan informasi lengkap di mana tempat masuk yang resmi," sambung dia.

Sandi mengaku telah meminta Dinas Pariwisata Buleleng dan pengelola wisata Air Terjun Sekumpul untuk lebih banyak memberikan informasi kepada wisatawan.

"Saya minta lebih banyak informasi yang diberikan dengan palang-palang. Sehingga wisatawan masuk dari tempat yang sudah disiapkan dan diresmikan pemerintah," pintanya.

Dirinya juga meminta masyarakat agar tidak memanfaatkan kedatangan wisatawan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara-cara seperti itu.

"Ke depan saya mengimbau masyarakat jangan melakukan kesempatan dalam kesempitan. Masyarakat harus saling mengingatkan," kata Sandi.

"Sebagai pelaku pariwisata ekonomi kreatif jangan membesar-besarkan, tapi justru membina. Memberikan pengetahuan yang lebih dalam kepada para wisatawan untuk mendapatkan informasi yang akurat," tutup dia.

Baca juga: Baliho Prabowo-Gibran di Padang Editan Bekas Sandi, Akhirnya Diganti

Penjelasan dinas

Petugas Satpol PP dan Dinas Pariwisata Buleleng mendatangi pos masuk Air Terjun Sekumpul di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng Provinsi Bali (16/11/2023). Pos tersebut ditutup usai dikeluhkan wisatawan karena mematok harga hingga ratusan ribu.Hasan Petugas Satpol PP dan Dinas Pariwisata Buleleng mendatangi pos masuk Air Terjun Sekumpul di Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng Provinsi Bali (16/11/2023). Pos tersebut ditutup usai dikeluhkan wisatawan karena mematok harga hingga ratusan ribu.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Buleleng, Gede Dody Sukma Oktiva Askara menyampaikan pihaknya telah menutup tiga loket masuk tak resmi di destinasi wisata Air Terjun Sekumpul.

Penutupan ini dilakukan setelah pihaknya menerima aduan wisatawan dalam video media sosial Tiktok yang viral.

"Kami sudah langsung cek ke lapangan sesuai dengan apa yang beredar di media sosial tersebut. Ada tiga pos yang dalam kategori ilegal yang akan kami bina. Tadi sudah kami tutup ketiganya," kata dia.

Baca juga: Viral Video Sopir Truk Parkir 1 Menit, Dipalak Puluhan Ribu Rupiah

Pihaknya akan memanggil warga pengelola loket masuk tersebut untuk membahas skema yang terbaik.

"Pada dasarnya ini kompetisi dalam rangka mendapatkan rezeki," lanjutnya.

Dody menyampaikan komitmennya dalam mengelola destinasi wisata sesuai dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 28 Tahun 2020, tentang Tata Kelola Pariwisata Bali.

"Sesuai Pergub Nomor 28 tahun 2020 akan kami terapkan menuju destinasi yang berdaya saing dan berkualitas," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ketahuan 'Overstay' Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Ketahuan "Overstay" Saat Urus Izin Tinggal di Imigrasi Singaraja, WN Rusia Dideportasi

Denpasar
Perempuan Penyandang Disabilitas di Buleleng Diperkosa Tetangganya hingga Hamil

Perempuan Penyandang Disabilitas di Buleleng Diperkosa Tetangganya hingga Hamil

Denpasar
Balita 18 Bulan di Jembrana Tewas Tenggelam di Saluran Irigasi, Keluar Rumah Tanpa Sepengetahuan Orangtua

Balita 18 Bulan di Jembrana Tewas Tenggelam di Saluran Irigasi, Keluar Rumah Tanpa Sepengetahuan Orangtua

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 18 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah Berawan

Denpasar
Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Ikuti Google Maps, Wisatawan Inggris Tewas Usai Motornya Terperosok ke Jurang di Buleleng

Denpasar
Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Luhut Persilakan Aktivis Demo Saat WWF Ke-10 2024 di Bali

Denpasar
Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Mengenal Ritual Segara Kerthi, Kearifan Lokal Pemuliaan Air di Bali

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 17 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

8 Kepala Negara dan 105 Menteri Dipastikan Hadiri WWF ke-10 di Bali

Denpasar
Heboh soal 'New Moscow' di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Heboh soal "New Moscow" di Peta Canggu Bali, Sandiaga: Di Jakarta Ada K-Town

Denpasar
Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju 'Study Tour' Ditiadakan

Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju "Study Tour" Ditiadakan

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Kamis 16 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Denpasar
Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Suku Lamalera, Pemburu Paus yang Ulung dari Lembata

Denpasar
Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Negara Maritim tapi Belum Ada Kapal Riset Laut Canggih, Luhut: Memalukan

Denpasar
Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Luhut: Jangan Ada Menteri 'Track Record' Tidak Bagus

Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Luhut: Jangan Ada Menteri "Track Record" Tidak Bagus

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com