Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Status Kontrak, Ratusan Karyawan Bandara Bali Ancam Mogok

Kompas.com - 04/07/2024, 13:12 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ratusan karyawan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor PT Angkasa Pura Suport (APS) di Jalan Bypass Ngurah Rai, Kabupaten Badung, Bali, Kamis (4/7/2024).

Dari pantauan Kompas.com, ratusan karyawan ini mulai memadati halaman kantor PT APS sejak pukul 09.00 Wita hingga pukul 13.00 Wita. Mereka menggelar aksi dengan tertib tanpa menimbulkan kemacetan lalu lintas.

"Kami mogok, (terminal keberangkatan dan kedatangan) internasional mati," teriak beberapa peserta unjuk rasa.

Baca juga: Ulah WN Inggris di Bali, Curi Truk lalu Terobos Tol dan Masuk Bandara Ngurah Rai

Para karyawan yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Mandiri (FSPM) Bali ini menolak perubahan status kepegawaian dari perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT atau tetap) menjadi perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT atau kontrak).

Sekretaris FSPM Regional Bali Ida I Dewa Made Raibudi Darsana mengatakan, aksi unjuk rasa ini dilakukan bermula dari adanya rencana penggabungan perusahaan PT APS dengan anak perusahaan PT Angkasa Pura lainnya.

Namun, proses penggabungan juga diikuti dengan perubahan status para karyawan dari tetap menjadi kontrak.

Padahal, para karyawan yang bekerja sebagai AVSEC (Aviation Security) atau personil keamanan di bandara sudah mengabdi puluhan tahun.

"Mereka sedang proses merger. Yang menjadi poin dalam sosialisasi itu ada wacana bahwa status PKWTT diubah menjadi PKWT ini yang membuat teman-teman resah sehingga ada aksi," kata dia di lokasi, Kamis.

Baca juga: 7 Hotel Dekat Bandara Ngurah Rai Bali, Ada yang Jaraknya 850 Meter

Ia mengatakan ada 400 personil AVSEC bandara yang tergabung dalam FSPM dan ribuan karyawan lainnya di bandara yang terancam dirugikan akibat kebijakan perusahaan tersebut.

Dalam kesempatan itu, perwakilan para pekerja sempat menemui pihak perusahaan untuk menyampaikan tuntutan mereka.

Adapun tuntutan itu yakni mendukung perusahaan melakukan merger, FSPM meminta agar status karyawan PKWTT tidak diubah menjadi PKWT, meminta direksi PT APS hadir menemui para pekerja untuk bernegosiasi terkait persoalan tersebut.

Namun, bila dalam tiga hari ke depan para pekerja tidak menerima kepastian direksi PT APS, maka pihaknya akan kembali menggelar aksi dengan masa yang lebih banyak pada Senin (8/7/2024).

Baca juga: Bandara I Gusti Ngurah Rai Ditutup 24 Jam Saat Hari Raya Nyepi

"Kita lihat dalam empat hari ke depan kalau pihak direksi berkenan membatalkan keputusannya mengubah status teman kami menjadi PKWT maka tidak akan ada lagi aksi baik aksi mogok kerja, aksi damai atau aksi lainnya," kata dia.

Terkait aksi ini, perwakilan PT APS belum mau memberi komentar. Mereka berjanji akan segera menyampaikan pernyataan dalam bentuk rilis dalam waktu dekat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Danau Buyan di Bali: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Danau Buyan di Bali: Daya Tarik, Aktivitas, dan Rute

Denpasar
Minibus Rombongan Mahasiswa di Renon Ditabrak Xenia, 7 Orang Terluka

Minibus Rombongan Mahasiswa di Renon Ditabrak Xenia, 7 Orang Terluka

Denpasar
13 WN Taiwan yang Ditangkap di Bali Ternyata Pelaku Kejahatan Berat di Negara Asalnya

13 WN Taiwan yang Ditangkap di Bali Ternyata Pelaku Kejahatan Berat di Negara Asalnya

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Sabtu 6 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Denpasar
10 Polisi Diduga Aniaya dan Sekap Warga dalam Kasus Kendaraan Bodong di Bali

10 Polisi Diduga Aniaya dan Sekap Warga dalam Kasus Kendaraan Bodong di Bali

Denpasar
5.780 Batang Rokok Ilegal Disita Satpol PP Lamongan dari 4 Toko Kelontong

5.780 Batang Rokok Ilegal Disita Satpol PP Lamongan dari 4 Toko Kelontong

Denpasar
Diwanti-wanti Ekonom Soal 'Family Office' Jadi Tempat Pencucian Uang, Luhut: Kita Jangan Jadi Alien

Diwanti-wanti Ekonom Soal "Family Office" Jadi Tempat Pencucian Uang, Luhut: Kita Jangan Jadi Alien

Denpasar
Luhut Klaim Sudah Ada Investor Superkaya Tertarik Simpan Dana di 'Family Office' RI

Luhut Klaim Sudah Ada Investor Superkaya Tertarik Simpan Dana di "Family Office" RI

Denpasar
Viral Video Karyawan Resto Cepat Saji di Bali Dianiaya, Satu Pelaku Buron

Viral Video Karyawan Resto Cepat Saji di Bali Dianiaya, Satu Pelaku Buron

Denpasar
Naik dari Jalur Tak Resmi, 2 WNA di Bali Tersesat di Gunung Agung dan Sempat Hilang Kontak

Naik dari Jalur Tak Resmi, 2 WNA di Bali Tersesat di Gunung Agung dan Sempat Hilang Kontak

Denpasar
Kerap Bikin Onar, WN Perancis di Bali Diamankan

Kerap Bikin Onar, WN Perancis di Bali Diamankan

Denpasar
Hilang Saat Mendaki Gunung Agung, 2 WN Inggris Dievakuasi di Ketinggian 1.700 Mdpl

Hilang Saat Mendaki Gunung Agung, 2 WN Inggris Dievakuasi di Ketinggian 1.700 Mdpl

Denpasar
Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Jumat 5 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan

Denpasar
Pengusaha Muda Dukung Bali Jadi Tuan Rumah 'Family Office'

Pengusaha Muda Dukung Bali Jadi Tuan Rumah "Family Office"

Denpasar
BPJS Kesehatan Jadi Syarat Buat SIM di Buleleng, Kecelakaan Tunggal Bisa Ditanggung

BPJS Kesehatan Jadi Syarat Buat SIM di Buleleng, Kecelakaan Tunggal Bisa Ditanggung

Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com