Editor
BALI, KOMPAS.com- Setiap siswa dengan Kartu Keluarga (KK) Denpasar yang tidak diterima di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024/2025 akan mendapatkan subsidi uang pembangunan sebesar Rp 1,5 juta.
Pemkot Denpasar bahkan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 4 miliar untuk sekitar 3.000 siswa dengan KK Denpasar yang tak diterima di SMP Negeri.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Denpasar Hari Ini Selasa 9 Juli 2024, dan Besok : Tengah Malam Ini Cerah Berawan
"Akan diberikan subsidi uang pembangunan sebesar Rp 1,5 juta per siswa. Pak Kadisdikpora akan mengonfirmasi sekolah-sekolah swasta yang ada di Denpasar," tutur Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, seperti dikutip dari Antara.
Namun, lanjutnya, subsidi tersebut hanya berlaku bagi siswa yang mulanya mendaftar SMP Negeri, namun tak diterima.
Sedangkan bagi siswa yang sejak awal mendaftar di SMP swasta tidak mendapatkan subsidi tersebut.
Baca juga: 39 Siswa Difabel Tak Lolos PPDB, Ini Penjelasan Disdikpora Kota Yogyakarta
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Denpasar AA Gede Wiratama mengatakan, bantuan itu bisa digunakan untuk membayar uang pangkal atau uang gedung.
"Subsidi ini diharapkan dapat meringankan beban siswa yang bersekolah di SMP swasta," kata dia, seperti dikutip dari Tribun Bali, Senin (8/7/2024).
Pemerintah daerah akan melakukan verifikasi untuk memastikan data yang valid.
Baca juga: Sigab Wakili Orangtua Siswa Difabel yang Gagal Lolos PPDB SMP N Lapor ORI DIY
Untuk diketahui, ada 14.398 siswa di Denpasar, Bali yang tamat Sekolah Dasar (SD) tahun 2024. Dari jumlah itu ada 9.133 yang mengantongi KK Denpasar, sedangkan sisanya ber-KK luar Denpasar.
Padahal daya tampung 16 SMP di Denpasar adalah 5.240 siswa.
Bagi siswa yang mulanya mendaftar di SMP Negeri namun tak diterima, mereka akan mendapatkan subsidi Rp 1,5 juta. Mereka diminta melampirkan bukti formulir pendaftaran ke SMP Negeri dan pernyataan tidak diterima.
Uang subsidi akan ditransfer ke sekolah tempat siswa tersebut menimba ilmu sesuai dengan jumlah siswa yang terverifikasi.
Sumber: Antara, Tribun Bali