BADUNG, KOMPAS.com - Petugas masih menyelidiki insiden jatuhnya helikopter Tour PK-WSP di Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Jumat (19/7/2024) siang.
Hingga saat ini, petugas gabungan yang terdiri dari TNI, Polisi, dan Basarnas masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Sementara itu, Kepala Dusun Banjar Suluban Wayan Suartana mengatakan, beberapa warganya sempat melihat helikopter tersebut dalam posisi terbang rendah sebelum terjatuh.
"Helikopter sempat terbang rendah di atas rumah warga ini," kata dia saat dihubungi wartawan, Jumat.
Baca juga: 5 Korban Helikopter Jatuh di Bali Dirawat di RS, 2 di Antaranya Patah Tulang
Ia mengatakan, lokasi helikopter itu terjatuh tepat di jalan setapak yang terletak di antara tebing.
Sejumlah warga yang melihat kejadian itu langsung berbondong-bondong ke lokasi. Mereka lalu menolong para penumpang keluar dari helikopter tersebut.
Baca juga: Helikopter Jatuh di Bali, Para Penumpang Selamat
Para korban lalu dievakuasi menggunakan satu unit mobil milik warga dan empat lainnya mengunakan mobil ambulans ke rumah sakit terdekat.
Selain itu, saat ditemukan helikopter tersebut dalam kondisi baling-balingnya terlilit senar layang-layang.
"Itu akses jalan baru (lokasi helikopter jatuh) karena ada galian tinggi ada sisi tebing dan masuk di sana," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, Helikopter Tour PK-WSP yang jatuh di Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Jumat (19/7/2024), ditemukan dalam kondisi baling-baling terlilit senar layang-layang.
Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya, mengatakan pihaknya masih menunggu Komite Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui secara pasti penyebab helikopter itu jatuh.
"Kalau kejadian helikopter (jatuh) kami tidak bisa monitor yah karena kami mendapat laporan heli itu sudah jatuh dan kita lihat secara langsung di lapangan baling-baling heli itu terlilit tali layangan," kata dia di lokasi kejadian, Jumat.
Akibat kejadian ini, kelima orang korban mengalami trauma. Dua di antaranya, mengalami patah tulang pada bagian tubuhnya.
Adapun data lima orang korban tersebut yakni Dedi Kurnia, selaku pilot, dan Oki, sebagai kru. Tiga di antaranya sebagai penumpang, yakni Chriestope Pierre Marrot Castellat dan Russel James Harris asal Australia, dan Eloira Decti Paskilah, asal Indonesia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang