KOMPAS.com - SD Negeri 4 Pucaksari di Desa Pucaksari, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, hanya mendapat satu siswa pada tahun ajaran baru 2024-2025.
Sekretaris Dewan Pendidikan Buleleng, I Made Bagus Andi Purnomo mengatakan, saat ini SD Negeri 4 Pucaksari telah menerima satu orang siswa.
Kata dia, minimnya minat anak sekolah di SD Negeri tersebut, lantaran akses jalan ke sekolah kurang memadai.
Jalan menuju sekolah itu rusak parah, sehingga orang tua memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah yang memiliki akses jalan lebih bagus.
Baca juga: Lima SDN di Ponorogo Tak Dapat Murid Baru, 4 SDN Hanya Memperoleh 1 Orang
"Kondisi akses jalan yang rusak parah menjadi penyebab utama orang tua siswa enggan menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut," ujarnya, Senin (22/7/2024) di Buleleng.
Andi Purnomo menyebut, akses jalan menuju sekolah rusak parah sepanjang 500 meter. Aspal jalan tersebut telah mengelupas, hingga pada saat musim hujan jalanan akan becek dan licin.
Di sisi lain selama ini kebanyakan siswa yang bersekolah di SD Negeri 4 Pucaksari adalah anak-anak dari Desa Titab. Sementara, warga yang ada di desa setempat kebanyakan merantau.
"Kebetulan memang demografi anak usia sekolah dasar tidak ada. Berdasarkan data banyak penduduk di sana yang merantau," ujarnya.
Kata Andi Purnomo, penerimaan siswa baru di sekolah tersebut memang sangat minim per tahun.
Bahkan saat ini, total siswa yang ada di sekolah tersebut dari kelas I hingga kelas VI hanya 25 siswa. Rata-rata per tahun sekolah menerima siswa kurang dari 10 orang.
Padahal menurut dia, potensi yang dimiliki sekolah sangat bagus. Sekolah tersebut telah masuk program sekolah penggerak.
Total guru di sekolah tersebut pun, sudah mencukupi dengan jumlah 8 orang dan 5 di antaranya merupakan guru PPPK.
Kepala Sekolah SD Negeri 4 Pucaksari I Ketut Dipayana mengungkapkan hal senada. Ia menyebut minimnya pendaftar lantaran karena akses jalan menuju sekolah rusak.
Akibat kondisi itu, orang tua siswa lebih memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah yang ada di Desa Kekeran, Kecamatan Busungbiu.
"Ada keluhan seperti itu jalan rusak. Sempat tanya orang tua, alasannya jalan rusak was was keselamatan anak, mereka lebih cenderung ke Desa Kekeran," kata dia.