Saat ini, air yang disuplai oleh pemerintah itu hanya bisa digunakan untuk memasak dan mandi.
"Tiap hari tiga tangki. Sudah terpenuhi, tapi bergilir dua hari sekali dapat giliran. Masih dicukup-cukupkan, untuk mandi dan masak saja," kata dia.
Sekarini menyebut, krisis air bersih ini memang sering terjadi di desanya, terutama saat musim kemarau.
Baca juga: 2 Bulan Warga Desa Danau Lamo, Muaro Jambi, Krisis Air Bersih
Selain sumber air yang mengecil, kurangnya tempat penampungan air (reservoir) juga menjadi penyebab krisis air bersih.
Di desa tersebut, saat ini hanya ada dua reservoir. Penampungan air itu, digunakan oleh tujuh dusun dengan total 2.334 KK.
Kata dia, Pemerintah Desa berencana akan membangun reservoir dan sumur bor untuk mengatasi krisis air di desa.
"Tahun 2025, saya akan usulkan program untuk penambahan penampungan, biar di sana dibuatkan sumur bor," tutup dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang