BULELENG, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Bali diminta tidak menganggap enteng penyebaran penyakit cacar monyet atau monkeypox (Mpox).
Pasalnya penyakit tersebut sudah mewabah di sejumlah negara tetangga, khususnya Singapura.
Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan, Ketut Kariyasa Adnyana meminta otoritas Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Gilimanuk memperketat pemeriksaan kesehatan penumpang yang masuk ke Bali.
Pengetatan pemeriksaan kesehatan penumpang internasional ini untuk mencegah penyakit monkeypox masuk ke Bali.
Baca juga: Ada 37 Kasus Monkeypox di Jakarta, 17 di Antaranya Selesai Diisolasi
"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Meskipun belum ditemukan kasusnya di Bali sudah dilakukan upaya pencegahan di bandara dan pelabuhan," kata dia, Selasa (3/9/2024) di Kabupaten Buleleng, Bali.
Menurut anggota DPR RI dapil Bali ini, wabah monkeypox sudah seharusnya diantisipasi layaknya pandemi Covid-19.
Apalagi pandemi yang berlangsung selama dua tahun itu membuat ekonomi Bali yang bergantung pada pariwisata menjadi terhambat.
"Belajar dari Covid-19, Pemerintah tidak boleh menganggap enteng penyakit ini agar tetap waspada. Seperti pandemi kemarin kan ekonomi Bali hampir dua tahun ambruk," kata dia.
Kata dia, beberapa langkah pencegahan sudah dilakukan, salah satunya dengan simulasi melakukan pemeriksaan kesehatan di setiap pintu masuk internasional.
Baca juga: WHO Ganti Nama Cacar Monyet atau Monkeypox Menjadi mpox
Pemeriksaan tersebut meliputi pemasangan thermal scanner untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang, terutama mereka yang baru tiba dari luar negeri.
Langkah tersebut diambil menyusul peningkatan status kewaspadaan pada penyakit menular ini.
"Dengan pengalaman kita dengan pandemi sebelumnya, kita lakukan berbagai simulasi untuk mencegah monkeypox," imbuh dia.
Menurut dia, serangkaian langkah antisipasi dan mitigasi juga perlu untuk melindungi masyarakat dari monkeypox.
"Yang terpenting adalah selalu waspada dengan menerapkan hidup sehat. Jika merasakan gejala langsung lapor ke pihak terkait terutama dinas kesehatan," tutup dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang