Editor
KOMPAS.com - Seperti beberapa wilayah di Indonesia, Bali ternyata tidak lepas dari ancaman bencana gempa bumi.
Dikutip dari Antara, Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar mencatat bahwa selama 2023 ada 324 kejadian gempa bumi di Bali, sementara pada 2022 yang ada 435 kejadian gempa bumi.
Baca juga: Menilik Sejarah Gempa Bali, Peristiwa Gejer Bali Pernah Memicu Tsunami
Kejadian gempa yang mengguncang Bali bahkan pernah menimbulkan kerusakan bangunan di beberapa wilayah.
Sejarah mencatat beberapa kejadian gempa bumi dahsyat yang pernah mengguncang seluruh daratan Bali.
Baca juga: 16 Lokasi Zona Megathrust di Indonesia, Kenali Potensi dan Sejarah Kegempaannya
Seperti Gejer Bali yang terjadi pada 21 Januari 1917 yang menelan korban jiwa sangat besar, yaitu sebanyak 1.500 orang.
Kemudian Gempa Seririt yang terjadi pada 14 Juli 1976. Gempa berkekuatan 6.2 Skala Richter ini menelan korban tewas sebanyak 559 orang.
Selain itu, Gempa Karangasem dengan kekuatan 6,0 Skala Richter yang terjadi pada 17 Desember 1979 juga menelan korban tewas sebanyak 25 orang.
Baca juga: Rentetan 6 Gempa di Selatan Lombok - Sumbawa, Ingatkan Gejer Bali
Tidak hanya bersumber di laut, namun gempa Bali juga dapat dipicu oleh aktivitas tektonik yang terjadi di darat.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut adalah beberapa sumber gempa yang ada di wilayah Bali.
Sumber gempa di laut bagian selatan Bali salah satunya berasal dari aktivitas tumbukan lempeng atau zona subduksi yang lebih dikenal dengan istilah megathrust.
Penelitian Pusat Gempa dari Peta Sumber dan Bahaya Gempa Nasional 2017 menunjukkan bahwa Bali yang masuk di segmen megathrust Sumba memiliki potensi gempa besar maksimal M 8,5.
Sementara Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nuraini Rahma Hanifa memaparkan bahwa segmen megathrust Bali memiliki potensi gempa besar maksimal M 9,0.
Aktivitas zona subduksi ini pernah menimbulkan gempa seperti terjadi pada 16 Juli 2019 (M 5,8), 10 April 2023 (M 5,0 dan M 5,2), 27 Januari 2024 (M 5,6), dan 14 September 2024 (M 4,4).
Zona outer rise adalah zona sumber gempa di luar zona subduksi yang juga ditemukan di laut bagian selatan Bali.
Di Indonesia, sumber gempa outer rise yang aktif banyak terdapat di luar sistem subduksi Sunda yang tersebar di Samudera Hindia seperti di bagian barat Sumatera, selatan Jawa, selatan Bali, hingga NTB.