KOMPAS.com - Pemuda berinisial SGWT (19) ditangkap polisi. Ia menusuk seorang pria warga negara asing (WNA) di Dukuh Pandean, Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupeten Badung, Bali, Selasa (15/10/2024).
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Mengwi Kompol I Ketut Adnyana mengatakan, pelaku yang dalam kondisi mabuk minuman beralkohol menusuk korban berinisial LD (32) asal Norwegia.
"Motif pelaku yakni merasa tersinggung saat korban live TikTok dikira korban menertawakan pelaku," kata dia pada Selasa (29/10/2024).
Baca juga: Mabuk Sambil Menenteng Parang, Remaja di Solo Ditangkap Polisi
Ia mengatakan, kejadian ini berawal ketika pelaku minum minuman keras (miras) di sebuah warung setempat, sekitar pukul 21.00 Wita.
Sementara itu, korban duduk di sebuah minimarket yang terletak berhadapan-hadapan dengan warung tersebut.
Menurut keterangan saksi di lokasi kejadian, pelaku awalnya sempat mengambil sebilah pisau dapur kedai kopi tempat saksi bekerja.
Lalu, pelaku menghampiri korban sembari mengancam akan membunuh turis pria tersebut.
Namun, saksi berhasil mengambil pisau dari tangan pelaku dan mengantarkannya pulang ke rumah.
Tak lama kemudian, sekitar pukul 22.00 Wita, pelaku kembali ke lokasi mengendarai sepeda motor sembari membawa sebilah pisau. Kemudian, dia menghampiri korban dan langsung menusuknya sebanyak tiga kali.
Akibat kejadian itu, korban mengalami satu luka robek di tangan kanan dan dua luka robek di tangan kiri.
Baca juga: 3 Pemuda di Buton Tengah Perkosa Gadis 15 Tahun Saat Mabuk, Korban Disekap 4 Hari
"Setelah melakukan penganiayaan terhadap korban, pelaku sempat mengejar korban lagi ke arah gang. Namun, pelaku tidak berhasil mengejar korban kemudian pelaku balik lagi ke rumah," kata dia.
Selanjutnya, korban melaporkan kejadian yang menimpanya itu ke Polsek Mengwi untuk diproses secara hukum.
Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, pelaku akhirnya ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.
Dia dijerat Pasal 351 KUHP dengan ancaman pidana penjara maksimal 2 tahun 8 bulan penjara.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang