DENPASAR, KOMPAS.com - Sejumlah wisatawan Australia di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, mengeluhkan pelayanan salah satu maskapai usai pembatalan penerbangan ke negara asalnya.
Adapun kondisi ini terjadi akibat pembatalan sejumlah penerbangan dari Bali menuju Australia dampak sebaran abu vulkanik erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Mereka mengaku tidak mendapat informasi yang baik terkait kepastian penjadwalan ulang penerbangan maupun pengembalian atau refund tiket pesawat.
Baca juga: Gibran Tinjau Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi, Warga Berharap Bantuan
"Seharusnya kemarin malam, Rabu (13/11/2024), kami terbang ke Sydney, tapi sampai siang ini kami tidak mendapatkan kepastian karena pihak maskapai tidak bisa dihubungi," kata Michaela Gates (28), salah satu wisatawan di Bandara Ngurah Rai, Kamis (14/11/2024).
Ia mengaku bingung apakah memutuskan untuk mencari hotel dan tempat penampungan, atau tetap berada di bandara sembari menunggu kepastian dari pihak maskapai.
"Maskapai harus memberitahu apakah ada akomodasi lain yang bisa ditempuh ke Sydney, apakah ada pengembalian uang atau reschedule," kata dia.
Senada dengan Michaela, Molly (27), wisatawan asal Australia, mengatakan tidak ingin menyalahkan pihak manapun dalam peristiwa ini.
Namun, dia berharap pihak maskapai bersikap terbuka sehingga mereka mendapat kepastian ke depannya.
"Untungnya kami masih memiliki uang untuk mungkin bayar makan dan minum atau akomodasi beberapa hari," kata dia.
Sementara itu, General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, mengatakan hingga Kamis (14/11/2024) pukul 03.00 Wita, tercatat ada 41 penerbangan yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, dengan rincian embilan penerbangan domestik dan 32 penerbangan internasional
Tidak menutup kemungkinan data ini akan berubah sesuai dengan kondisi selanjutnya.
Sedangkan, pada Rabu (13/11/2024), sebanyak 115 penerbangan terdiri dari 32 penerbangan domestik dan 83 penerbangan internasional.
"Untuk penerbangan domestik, sebanyak 16 keberangkatan dan 16 kedatangan yang terdampak. Sementara penerbangan internasional terdiri dari 42 keberangkatan dan 41 kedatangan yang terdampak," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang