2.500 Pekerja Industri Event dan MICE di Bali Terancam PHK Imbas Efesiensi Anggaran

DENPASAR, KOMPAS.com - Sekitar 2.500 pekerja di sektor industri event dan MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) di Bali terancam pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat dampak efisiensi anggaran.

Survei yang dilakukan DPD IVENDO (Indonesia Event Industry Council) Bali menunjukkan bahwa 85 persen pelaku industri ini mengalami penurunan pendapatan drastis akibat pemangkasan anggaran untuk perjalanan dinas, rapat, dan seminar pemerintahan.

"Industri event adalah salah satu tulang punggung ekonomi Bali."

Baca juga: Dilema Buruh Eks Sritex, PHK di Usia 40 Tahun, Lowongan Makin Sulit

"Jika event-event besar dibatalkan atau anggarannya dikurangi, maka bukan hanya penyelenggara yang terdampak, tetapi juga ribuan pekerja di sektor ini," ungkap Ketua DPD IVENDO Bali, Grace Jeanie, Jumat (21/3/2025).

Grace juga memprediksi industri event di Bali dapat mengalami potensi kerugian hingga Rp 3,15 triliun jika kebijakan ini terus berlanjut.

Angka tersebut mencakup hilangnya pendapatan bagi event organizer (EO), vendor produksi, tenaga kerja lepas, serta sektor pendukung seperti perhotelan, transportasi, dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Selain kerugian finansial, kebijakan efisiensi ini juga berdampak pada tenaga kerja industri event. Sekitar 2.500 pekerja tetap dan tidak tetap berisiko kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan penghasilan," tambah Grace.

Baca juga: Jumlah Warga Solo yang Kena PHK Selama Setahun, PT Sritex Terbanyak

Ia juga menyoroti bahwa sebanyak 57 persen responden survei pesimistis terhadap masa depan industri event di Bali, dan sektor ini akan semakin sulit untuk berkembang.

Pemangkasan anggaran ini juga berkontribusi pada penurunan jumlah kunjungan wisatawan bisnis, yang berdampak pada tingkat okupansi hotel, penggunaan layanan transportasi, serta konsumsi di restoran dan destinasi wisata.

"Pemerintah diharapkan dapat meninjau ulang kebijakan ini dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan agar solusi yang diambil tetap mendukung keberlanjutan industri event dan perekonomian Bali secara keseluruhan," tutupnya.