BULELENG, KOMPAS.com - Kontraktor pelaksana proyek perbaikan jalan di Desa Pakisan dan Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, memberikan penjelasan.
Respons tersebut diberikan setelah perbaikan jalan di Desa Pakisan dan Desa Tambakan menjadi sorotan karena rusak padahal baru diperbaiki.
Manajer Pelaksana Proyek, Komang Suwanta mengatakan, pihaknya masih memiliki tugas untuk melakukan perbaikan jalan.
Mengingat kontrak proyek pengerjaan jalan itu, baru akan berakhir pada Juni 2025 mendatang.
Ia mengakui pengerjaan jalan tersebut menjadi lambat karena terkendala medan yang terjal dan ekstrim.
"Untuk mengangkut material, kami tempuh dalam 1,5 jam. Karena kami harus mutar ke jalan Rendetin. Kami tidak bisa masuk ke sini, karena disini juga ada penurunan badan jalan," ujar Komang, Rabu (14/5/2025).
Baca juga: Pengendara Motor Berjatuhan karena Ceceran Solar, Damkar Sabuni Jalan Sejauh 2 Km
"Selain itu, kebetulan dilihat dari kontur tanah di sini labil dan licin jika kena air dan keras sekali jika kering. Seperti tanah liat," kata dia.
Suwanta menyebut, pihaknya akan segera memperbaiki jalan yang mengalami kerusakan.
Total sepanjang 350 meter jalan yang mengalami kerusakan.
Jalan rusak tersebut, akan dibangun ulang sehingga kualitas jalan merata.
"Kami sudah ada beberapa titik yang kami rekonstruksi, kami rencana besok melakukan overlay, tidak hanya bongkar di beberapa titik. Namun benar-benar diperbaiki kembali yang kurang baik dari sisi kualitas dan kepadatan," ucapnya.
Baca juga: Ibu di Semarang Masukkan Bayinya yang Masih Hidup ke Jok Motor Sebelum Dibuang di Pinggir Jalan
Sebelumnya, sebuah video yang memperlihatkan jalan rusak di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, viral di media sosial.
Dalam unggahan itu disebutkan menyebut jika jalan tersebut rusak padahal baru diperbaiki.
Ketua Komisi II DPRD Buleleng, Wayan Masdana menyampaikan jika kerusakan terjadi bukan hanya pada badan jalan.
Namun juga pada beton penyangga aspal yang hancur akibat luapan air dari gorong-gorong yang tersumbat.
Masdana mengungkapkan bahwa kontraktor proyek ini sebelumnya telah menerima SP3 pada akhir Maret 2025 sebagai bentuk teguran dan instruksi percepatan penyelesaian proyek.
Namun, belum lama setelah pembangunan rampung, kerusakan kembali terjadi.
"Gorong-gorong yang tersumbat mengakibatkan air meluap dan merusak bagian bawah jalan. Kontraktor sudah saya temui dan mereka berjanji akan memperbaiki," ujar Wayan, Rabu (14/5/2025).
Baca juga: Viral, Video Jalan Rusak di Buleleng padahal Baru Diperbaiki
Sementara itu, Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna mengatakan, kondisi jalan memang memiliki tanjakan terjal dan tajam.
Apalagi lokasi jalan yang berada di daerah perbukitan, sehingga sering turun hujan.
Meski demikian, ia menyebut pemerintah berkomitmen menyelesaikan pengerjaan jalan ini sesuai dengan spesifikasi.
"Karena jalan ini penting sekali, menjadi penghubung Desa Pakisan dengan Desa Kelandis. Supaya bisa diselesaikan dengan baik. Walaupun sudah lewat masa pengerjaan," ujarnya.
Baca juga: Hujan Deras, Jalan Utama Antar-kabupaten Sumenep-Pamekasan Banjir
Ia mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng baru membayarkan sebesar 30 persen dari proyek senilai Rp 5,9 miliar.
Pembayaran akan dituntaskan setelah jalan tersebut selesai dibangun.
Setelah selesai, Dinas Pekerjaan Umum, dan Tata Ruang (PUTR) Buleleng akan melakukan uji mutu untuk menguji spesifikasi jalan.
Supriatna menyebut, dengan kondisi yang terjadi saat ini, akan menjadi evaluasi dalam menentukan pengerjaan di wilayah terjal.
Sehingga bisa dilakukan pengaturan waktu, dalam pengerjaan proyek.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang