Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pebriyani Lestarikan Lontar di Bali: Teka-teki Penuh Rahasia

Kompas.com, 14 Mei 2025, 17:12 WIB
Ni Ketut Sudiani,
Andi Hartik

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Pengrupak, lontar, lungka-lungka, dan tingkih bakar. Benda-benda itulah yang selalu menemani hari-hari Pebriyani, perempuan praktisi bahasa dan aksara Bali.

Pemilik nama lengkap Ni Komang Ari Pebriyani (36) itu telah mengenal lontar sejak kelas 3 SMP. Hingga kini, kecintaannya pada lontar tak pernah pupus.

Pebri tak ingin upaya melestarikan lontar hanya berhenti pada dirinya.

Baca juga: Cegah Penyebaran PMK Jelang Idul Adha, Sapi di Bali Divaksin 5 Kali

Karenanya, ia juga mendidik anak-anak, tidak hanya di sekolah, tetapi juga di banjar dan desa-desa.

“Saya suka dunia anak dan ingin mereka ikut melestarikan budaya Bali, khususnya aksara. Miris melihat terkadang di sekolah tidak ada guru bahasa Bali khusus, jadi banyak yang kurang paham,” ucapnya, Rabu (14/5/2025).

Baca juga: Mengenal Makepung, Balapan Kerbau Tradisi Bali

Bagi Pebri, lontar begitu unik, sangat tepat sebagai ikon Pulau Bali. Lontar kaya akan pengetahuan, tidak hanya tentang tradisi dan budaya, namun juga berkaitan dengan hal-hal modern.

Hanya saja, cara penyampaiannya yang tradisional.

“Hampir seperti mengupas teka-teki yang penuh dengan kode rahasia. Kadang ada kata yang tidak dimengerti. Cari di kamus tidak ada, jadi susah dimengerti,” ungkap dosen tidak tetap di UHN I Gusti Bagus Sugriwa ini.

Ia sangat khawatir apabila suatu saat lontar akan punah dan tak seorang pun bisa lagi menuliskannya.

Namun, Pebri sedikit lega sebab lontar sudah masuk dalam mata pelajaran wajib di sekolah.

Pada tahun 2011, Pebri mendirikan Widyaksara Nyurat Lontar. Usaha tersebut difokuskan bergerak di bidang penulisan dan penerjemahan, serta penjualan barang-barang atau peralatan yang berhubungan dengan lontar.

Beberapa kali Pebri juga berkolaborasi menciptakan produk kekinian yang menggunakan bahan dasar lontar, di antaranya hiasan dinding, gantungan kunci, maupun menu restoran.

Sebelum tradisi ini diambil dan diakui oleh negara lain, Pebri ingin mengajak masyarakat Bali untuk bersama-sama mempertahankan dan melestarikan tradisi menulis lontar.

“Jangan takut dan jangan menyerah untuk mempelajarinya. Di awal memang agak sulit. Tapi jika sudah tahu teknik yang benar, maka akan seru sekali,” ajaknya.

Febri bersama suaminya juga mendirikan Sanggar Widyak Aksara yang bergelut di bidang keterampilan berbahasa Bali untuk anak-anak.

Termasuk di dalamnya latihan puisi bahasa Bali, mesatua, matembang, dan belajar aksara sambil bermain.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau