Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PHRI Bali Ungkap 4 Penyebab Okupansi Hotel Turun

Kompas.com, 28 Mei 2025, 10:13 WIB
Ni Ketut Sudiani,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Industri perhotelan di Pulau Dewata sedang menghadapi tantangan. Tingkat hunian hotel masih menunjukkan penurunan.

Angka kunjungan wisatawan ke Bali, secara statistik menunjukkan kenaikan. Namun tingkat okupansi hotel ternyata tidak linier dengan peningkatan kunjungan tersebut.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Prof Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati pun mengungkap ada empat penyebab okupansi hotel menurun.

Pertama, banyak wisatawan menjadikan Bali sebagai hub. Namun tujuan wisata mereka adalah Gili Lombok, Labuhan Bajo, dan destinasi beyond Bali lainnya.

Baca juga: PHK Mengintai Industri Hotel, Justru Malang dan Surabaya Tunjukkan Sinyal Positif

Kedua, beberapa bulan terakhir sejak Pelabuhan Benoa diperbaiki, banyak kapal pesiar yang mampir di Bali.

Kedatangan wisatawan tersebut memang tercatat. Hanya saja mereka tetap menginap di kapal. Sehingga tidak menyumbangkan tingkat hunian hotel.

"Ketiga, adanya vila-vila liar yang tumbuh di Bali. Lalu keempat, adanya kebijakan pemerintah pusat tentang efisiensi anggaran," tegas dia, Selasa (27/5/2025).

Baca juga: Rental Motor Lalu Dijual untuk Judi Online, Karyawan Hotel di Labuan Bajo Jadi Tersangka

Kawasan yang paling terdampak adalah Nusa Dua di Kabupaten Badung. Penurunan okupansi sebesar 10 hingga 12 persen karena sangat tergantung dengan kegiatan mice.

Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati yang kerap disapa Cok Ace yang kerap disapa Cok Ace ini mengatakan untuk kawasan Sanur di Denpasar dan Ubud di Gianyar, tercatat masih stabil.

Sebelumnya, diberitakan bahwa okupansi dan kinerja industri perhotelan di Jakarta juga terus menurun. PHRI Jakarta mengumumkan dampaknya bahwa kemungkinan bakal ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran.

Baca juga: Keluhan Orangtua Siswa SMP di Batam soal Perpisahan Sekolah di Hotel, Singgung Dedi Mulyadi

Owner dan CEO Toya Devasya Hot Spring, Putu Ayu Astiti Saraswati, juga mengatakan bahwa dia tidak ada melakukan PHK. Diketahui bahwa Ayu Astiti Saraswati memiliki restoran dan sejumlah penginapan, khususnya vila.

Usahanya tersebar di beberapa tempat. Tidak hanya di Kintamani, Bangli. Namun ada juga di Ubud, Kabupaten Gianyar.

"Kami tidak ada yang melakukan PHK. Tapi cukup banyak yang resign," kata dia, Selasa (27/5/2025).

Menurut Ayu, pegawainya resign karena kini semakin banyak orang Bali yang memilih bekerja di luar negeri. Selain bekerja di bidang pariwisata, pekerja Bali memang banyak yang merantau ke kapal pesiar.

Sementara itu, pemilik hotel dan restoran di Kota Denpasar, Bagus, juga mengaku tidak ada melakukan PHK. Dia malah terus rekrut, membuka lowongan.

"Karena power ekonomi yang berputar dari domestik sampai lokal ya kalau daerah saya," imbuhnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Denpasar
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau