TABANAN, KOMPAS.com – Gubernur Bali, I Wayan Koster mengungkapkan rencana pembangunan jalan Tol Gilimanuk-Mengwi tetap dilanjutkan.
Ia menyebutkan urgensi pembangunan jalan tol yang menghubungkan jalur Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana dengan Kota Denpasar ini.
Koster menegaskan bahwa rencana pembangunan tol tersebut tetap menjadi prioritas dan akan terus dilanjutkan.
"Tol Gilimanuk-Mengwi itu mendesak bukan karena ini (amblesnya jalan di Tabanan), tapi karena memang sudah direncanakan sejak awal," ujar dia usai menghadiri pembukaan kembali jalur nasional Denpasar-Gilimanuk, Sabtu (19/7/2025).
Baca juga: Tol Gilimanuk-Mengwi Bali Dilelang Ulang
Kata dia, Denpasar-Gilimanuk dan sebaliknya adalah jalur nasional yang sangat padat.
Koster menjelaskan, jalur tersebut tidak hanya dilalui kendaraan penumpang, namun juga menjadi tulang punggung logistik antara Bali dan Pulau Jawa.
Gangguan pada jalur ini akan langsung berdampak pada distribusi barang dan stabilitas ekonomi Bali.
"Jalur ini tidak saja mengangkut penumpang biasa, tapi juga logistik dari Jawa ke Bali maupun sebaliknya. Itu sangat menentukan kehidupan perekonomian. Jadi kalau terganggu, perekonomian kami ikut terdampak," jelasnya.
Baca juga: Tol Gilimanuk-Mengwi Dilelang Ulang, Basuki: Mudah-mudahan September Teken PPJT
Menurut Koster, meskipun jalur nasional itu kini telah kembali dibuka dan lalu lintas kembali normal, kebutuhan akan jalur tol tetap mendesak.
Ia menyebutkan bahwa dalam waktu dekat, pihaknya akan kembali menggelar pertemuan dengan Kementerian PUPR untuk membahas kelanjutan proyek strategis tersebut.
"Minggu depan saya akan rapat lagi dengan Bapak Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PU untuk membahas tahapan yang akan dilakukan dalam rangka pengerjaan jalan tol Gilimanuk-Mengwi ini," ucap Koster.
Adapun sebelumnya, rencana proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi di Bali dievaluasi ulang oleh pemerintah.
Tol Gilimanuk-Mengwi ini merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang digarap menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Tol sepanjang 96,84 kilometer tersebut diharapkan tidak hanya mempercepat distribusi logistik, tapi juga memperlancar mobilitas warga dan wisatawan antardaerah.
Namun, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum (PU) Rachman Arief Dienaputra mengatakan, proyek ini membutuhkan dukungan konstruksi (dukon) yang besar.
Artinya, selain dibiayai oleh badan usaha sebagai investor, proyek tersebut juga memerlukan suntikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
"Tol Gilimanuk-Mengwi kita evaluasi terus karena itu butuh dukon dari pemerintah," ujar Rachman Arief di Jakarta, Kamis (13/02/2025) dikutip dari Kompas.com.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang