DENPASAR, KOMPAS.com – Setelah meresmikan Garuda Spark Innovation Hub (GSIH), pada awal Oktober lalu di Jakarta, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) bakal membuka GSIH di Bali.
GSIH dirancang sebagai wadah kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia.
Informasi itu disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid saat hadir dalam acara Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) Conference di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (11/9/2025).
"Kami (sebelumnya) meluncurkan dua innovation hub, yakni Garuda Spark Innovation Hub di Jakarta dan Bandung. Akan buka di Bali, Medan, dan daerah lainnya. Selain memberi literasi digital, juga sebagai wadah untuk teman-teman game developer," kata Meutya.
Baca juga: Anak-anak Tak Bisa Sembarangan Main Game, Komdigi Terapkan Sistem Rating Game Nasional IGRS
Dia mengakui bahwa selama ini industri game di Indonesia sangat kreatif dan sudah cukup mandiri. Sementara itu, pemerintah mendukung dalam bentuk regulasi dan menjadi fasilitator.
"Indonesia mendukung para game developers melalui dua cara, di antaranya melalui regulasi, yakni Perpres Nomor 19 Tahun 2024 dan menjadi fasilitator," ujarnya.
Menurutnya, sebagai fasilitator, pemerintah mendukung dengan rutin mengadakan IGDX bersama Asosiasi Game Indonesia (AGI).
Melalui wadah tersebut, diharapkan bisa menyambungkan antara game lokal dengan investor dan dunia.
"Sekaligus menjaga ruang digital tetap aman. Tetap kita awasi agar game-nya tetap berisi. Tentu harus menarik, tetapi juga ada muatan lokal. Yang membawa nama Indonesia ke mancanegara. Membawa kearifan lokal, budaya, dan tentunya aman untuk anak-anak," ujar Meutya.
Baca juga: Komdigi Resmi Umumkan IGRS, Sistem Rating Game Mandiri di Indonesia
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, para gamers di Indonesia, khususnya anak-anak, ke depannya tidak akan bisa lagi sembarangan mengakses segala jenis permainan.
Kementerian Komunikasi dan Digital RI bakal mulai menerapkan Indonesian Game Rating System (IGRS).
IGRS diluncurkan bersamaan dengan acara Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) Conference di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (11/10/2025).
Meutya Hafid menyampaikan bahwa IGRS menjadi rating system nasional pertama di ASEAN.
"Eropa sudah biasa dengan sistem ini. Korea sudah menerapkan IGRS. Pada prinsipnya untuk melindungi industri game dan di saat yang bersamaan juga melindungi para gamers, khususnya anak-anak," kata Meutya usai menyampaikan sambutan dan meluncurkan IGRS.
Dengan adanya sistem ini, dia berharap para orangtua pun jadi lebih tenang. Para developer games akan memberikan rating terhadap karya mereka.
"Jadi pada tahun 2026, diharapkan game yang beroperasi di Indonesia sudah memiliki angka rating. Mulai untuk 3 tahun, 7 tahun, 13 tahun, 15 tahun, dan 18 tahun ke atas. Sehingga nantinya memberi kepercayaan kepada pelaku game, khususnya orangtua," ujar Meutya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang