Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEM FK Unud Belum Terima Info soal Sanksi untuk Koas dengan Ujaran Nirempati

Kompas.com, 20 Oktober 2025, 17:06 WIB
Ni Ketut Sudiani,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran  Universitas Udayana, Juanda Santoso mengaku belum menerima informasi terkait sanksi terhadap koas (co-assistant/dokter muda) tersandung ujaran nirempati.

Menurut Juanda, belum ada keterangan resmi yang diterima dari pihak kampus maupun Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah.

Baca juga: RSUP Prof Ngoerah Keluarkan Dokter Koas Perundung Mahasiswa Unud yang Tewas Jatuh dari Gedung

"Untuk informasi mengenai sanksi dan lainnya, saya belum mendapatkan keterangan lebih lanjut dari RSUP maupun pihak universitas," ungkap Juanda saat dimintai informasinya di Denpasar, Senin (20/10/2025).

Dia juga membenarkan, hari ini BEM FK Unud menyampaikan pernyataan resmi perihal kematian mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Udayana, berinisial TAS (22).

Baca juga: Info Kematian Anaknya Simpang Siur, Orangtua Mahasiswa Unud yang Tewas di Kampus Lapor Polisi

"Benar (pernyataan) itu dari dan atas nama BEM FK Unud. Untuk meluruskan narasi yang saat ini simpang siur di masyarakat," sambung dia.

Dalam pernyataan itu ditegaskan soal kasus komentar tidak pantas yang dilakukan oleh tiga peserta didik profesi dokter (koas) FK Unud di media sosial yang berdampak pada citra civitas akademika.

Baca juga: Polisi Pastikan Mahasiswa Unud yang Tewas Jatuh dari Gedung Bukan Karena Bullying

BEM FK Unud menyampaikan bahwa BEM FK Unud menolak dengan tegas segala bentuk tindakan perundungan, baik di dunia nyata maupun di ruang digital.

Disebutkan pula bahwa sejak tanggal 17 Oktober 2025, BEM FK Unud telah melakukan advokasi bersama pihak Dekanat.

BEM FK Unud menuntut pemberian sanksi yang tegas dan setimpal dari Universitas Udayana terhadap tiga mahasiswa koas FK Unud sesuai dengan ketentuan etika dan disiplin profesi kedokteran.

"Kami telah secara aktif melakukan advokasi bersama pihak dekanat untuk memastikan penindaklanjutan kasus ini berjalan transparan dan berkeadilan," demikian isi keterangan resmi BEM FK Unud.

Baca juga: BEM FISIP Unud Sampaikan Donasi Rp 12,7 Juta untuk Keluarga TAS

Sebelumnya, pihak RSUP Prof IGNG Prof Ngoerah Denpasar mengumumkan telah mengeluarkan dokter peserta didik (koas) yang memberikan komentar tidak pantas atas kematian TAS.

Plt Direktur Utama RS Ngoerah, I Wayan Sudana, Minggu (19/10/2025) mengatakan, para dokter koas tersebut telah dikembalikan ke Universitas Udayana untuk menjalani proses lanjutan. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
WNA Buat Video Asusila di Pantai Kelingking Bali, Polisi Cari Pelakunya
WNA Buat Video Asusila di Pantai Kelingking Bali, Polisi Cari Pelakunya
Denpasar
Viral 2 Siswa Sekelas di Bali Duel Gara-gara Persoalan Asmara, Polisi Turun Tangan
Viral 2 Siswa Sekelas di Bali Duel Gara-gara Persoalan Asmara, Polisi Turun Tangan
Denpasar
Turis Asing Tewas Diduga karena Terobos Banjir di Bali, Identitas Masih Misterius
Turis Asing Tewas Diduga karena Terobos Banjir di Bali, Identitas Masih Misterius
Denpasar
Hujan Deras Sebabkan Banjir di 5 Titik di Bali, Ketinggian Capai 1 Meter
Hujan Deras Sebabkan Banjir di 5 Titik di Bali, Ketinggian Capai 1 Meter
Denpasar
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Denpasar
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau