BALI, KOMPAS.com- Kebijakan mengenai kegiatan pendakian gunung di Bali hingga saat ini masih dalam kajian.
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.
"SE 4 (Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 4 Tahun 2023) kan belum ada menyinggung masalah mendaki gunung, artinya masih sedang dikaji lagi dan mencari masukan," ujar dia usai menghadiri Sidang Paripurna DPRD Bali di Denpasar, Senin (12/6/2023), seperti dikutip dari Antara.
Baca juga: Pendakian Gunung di Bali Akan Dilarang Sepenuhnya, Hanya Bisa Wisata di Bawah
Menurut Cok Ace, sapaan akrab wakil gubernur, masyarakat Hindu di Bali meyakini bahwa gunung merupakan tempat yang disucikan dan disakralkan.
Sehingga tidak boleh dijadikan sebagai tempat kegiatan yang bisa merusak kesuciannya.
Dia memberikan contoh pelanggaran yang pernah dilakukan oleh turis asing.
Baca juga: Pendakian Gunung di Bali Akan Ditutup, Pemandu Ditawari Jadi Pegawai Kontrak
"Di gunung mengadakan pesta, ada yang telanjang. Ini tentu perlu pemikiran ke depan bagaimana di satu sisi pariwisata tetap berjalan, di sisi lain kesakralan, kesucian, dan keyakinan umat di Bali tidak terganggu, itu saja intinya," ujarnya.
Pemerintah Bali, lanjut Cok Ace, berupaya memberi solusi agar pariwisata berkembang tanpa mencederai keyakinan masyarakat Hindu setempat.
"Jadi tunggu saja kebijakan Bapak Gubernur selanjutnya," kata dia.
Baca juga: APGI Minta Aktivitas Pendakian Gunung di Bali Tidak Dilarang
Sementara itu, mengutip pemberitaan Kompas.com, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan larangan mendaki gunung di Bali dibuat untuk menjaga keagungan dari tempat-tempat yang disucikan.
"Karena taksu-nya Bali kan juga salah satunya kawasan gunung itu, jadi lebih kepada pak gubernur mau mengembalikan lagi, mengagungkan kembali," kata dia, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Senin (12/6/2023).
Jika pendakian masih dilakukan dan terjadi hal yang tak diinginkan, taksu dan nilai spiritual di Bali dikhawatirkan akan hilang.
"Nanti gara-gara ini taksu Bali hilang, wisatawannya tidak jadi datang. Taksi ini sama dengan wibawa, keagungan, kharisma. Tapi ada vibrasi daripada spiritualnya, spiritualnya bisa hilang," tuturnya.
Sumber: Kompas.com, Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.