Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Seputar Helikopter Jatuh di Bali, soal Tali Layang-layang dan Layak Terbang

Kompas.com, 21 Juli 2024, 17:05 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Penyebab jatuhnya helikopter Tour PK-WSP di Suluban, Kuta Selatan, Bali, masih diselidiki oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Komandan Lapangan Udara (Danlanud) I Gusti Ngurah Rai, Kolonel Pnb Agni Prayogo menegaskan bahwa pihaknya mendukung KNKT. 

“Kita mendukung upaya dari Otban untuk membantu tim KNKT melakukan penyelidikan," tegasnya, dilansir dari Tribunnews.com.

"Pada intinya keputusan apa pun itu ada di KNKT, kita hanya mendukung pengamanan sejak kejadian sampai dengan proses nanti penyelidikan,” tambahnya, Sabtu (20/7/2024).

Baca juga: Pengakuan Pilot Helikopter yang Jatuh di Bali, Terlambat Hindari Layang-layang di Ketinggian 1.000 Kaki

Pihaknya juga berharap, hasil penyelidikan KNKT akan mengungkap penyebab pasti kecelakaan. Hal itu, katanya, faktor penting untuk mencegah kejadian terulang di masa depan. 

“Kita tidak mencari siapa yang salah untuk kecelakaan helikopter ini, tapi bagaimana nanti tidak terulang kembali kejadian serupa,” tegasnya.

Baca juga: Cerita Warga Saat Selamatkan WN Australia Terjebak Dalam Helikopter yang Jatuh di Bali

Layak terbang

Sementara itu, pihak Vice President Goverment Risk and Complaince (VP GRC) PT. Whitesky Aviation, I Gede Bambang Narayana, menyebut helikopter yang jatuh memiliki rencana terbang atau flight plan selama 10 menit.

“Dia terbang selama kurang lebih 4 menit dari rencana 10 menit keliling mulai dari GWK keliling ke Uluwatu lalu balik lagi ke GWK, tapi ternyata sekitar ketinggian 1.000 feet itu jatuh mungkin kena tali layangan,” ucapnya, Sabtu.

Dari foto dokumentasi yang dimiliki, ada tali layang-layang yang melilit baling-baling helikopter. 

Diperkirakan tali layang-layang tersebut mempunyai ketebalan mencapai 1,7 milimeter.Lalu tampak tali tersebut melilit dua main rotor dari helikopter. 

Sementara itu, Narayana memastikan bahwa helikopter tersebut sebelumnya laik terbang.

“Kondisi helikopter sebelum terbang laik sekali karena baru dua minggu sebelumnya dilakukan ramp inspection dan dinyatakan laik,” ungkap Narayana.

Soal tersangkut tali layang-layang

Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Agustinus Budi Hartono, saat konferensi pers terkait perkembangan peristiwa terjatuhnya helikopter wisata di Desa Pecatu, yang digelar di Kantor Otoritas Bandara, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (20/7/2024). Kompas.com/ Yohanes Valdi Seriang GintaYohanes Valdi Seriang Ginta Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Agustinus Budi Hartono, saat konferensi pers terkait perkembangan peristiwa terjatuhnya helikopter wisata di Desa Pecatu, yang digelar di Kantor Otoritas Bandara, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (20/7/2024). Kompas.com/ Yohanes Valdi Seriang Ginta

Sementara Dedi Kurnia, pilot helikopter Tour PK-WSP, mengaku terlambat menghindar usai melihat layang-layang terbang di atas ketinggian 1.000 feet (kaki). Akibatnya baling-baling tersangkut dan terjatuh di Suluban, Desa Pecatu, Jumat (19/7/2024).

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Agustinus Budi Hartono berdasarkan hasil pemeriksaan awal terhadap pilot tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Denpasar
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Denpasar
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Denpasar
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Dulu Ditemukan Pelanggaran, Kini Nuanu Creative City Kantongi Izin Lengkap
Denpasar
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Asosiasi Homestay Minta Koster Kaji Ulang Wacana Setop Akomodasi Airbnb
Denpasar
Banjir Kiriman di Pantai Crystal Bay Bali, Bawa Lumpur Hingga Kayu dari Perbukitan
Banjir Kiriman di Pantai Crystal Bay Bali, Bawa Lumpur Hingga Kayu dari Perbukitan
Denpasar
Wakil Ketua DPRD: Penutupan TPA Sawung Bali Bisa Buat Kekacauan Pengelolaan Sampah
Wakil Ketua DPRD: Penutupan TPA Sawung Bali Bisa Buat Kekacauan Pengelolaan Sampah
Denpasar
Lestarikan Ekosistem, Kebun Raya Bali Tanam 130 Bibit Cemara di Danau Tamblingan
Lestarikan Ekosistem, Kebun Raya Bali Tanam 130 Bibit Cemara di Danau Tamblingan
Denpasar
Setelah 23 Desember 2025, Dinas KLH Bali: TPA Suwung Hanya Terima Sampah Residu Saja
Setelah 23 Desember 2025, Dinas KLH Bali: TPA Suwung Hanya Terima Sampah Residu Saja
Denpasar
Perwakilan Pengusaha di Jatiluwih Bali: Kami Butuh Solusi yang Saling Menguntungkan
Perwakilan Pengusaha di Jatiluwih Bali: Kami Butuh Solusi yang Saling Menguntungkan
Denpasar
TPA Suwung Ditutup Mulai 23 Desember, Apa Solusi DKLH Bali?
TPA Suwung Ditutup Mulai 23 Desember, Apa Solusi DKLH Bali?
Denpasar
Kekurangan Anggaran Rp 50 Miliar, Pemkab Buleleng Bakal Potong Tambahan Penghasilan ASN
Kekurangan Anggaran Rp 50 Miliar, Pemkab Buleleng Bakal Potong Tambahan Penghasilan ASN
Denpasar
Krisis Ruang Kelas SMP di Buleleng, Bupati: Saya Baru Tahu
Krisis Ruang Kelas SMP di Buleleng, Bupati: Saya Baru Tahu
Denpasar
Polisi Ungkap Aktivitas Bintang Porno Inggris dan 17 Pria WNA Saat Ditangkap di Bali
Polisi Ungkap Aktivitas Bintang Porno Inggris dan 17 Pria WNA Saat Ditangkap di Bali
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau