Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Pilkada Bali: Mulia-PAS Tawarkan Kenaikan UMP, Koster-Giri Fokus Tingkatkan SDM

Kompas.com, 20 November 2024, 20:31 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Debat publik ketiga antara calon gubernur dan wakil gubernur Bali, I Made Muliawan Arya alias De Gadjah - Putu I Agus Suradnyana alias PAS, dan I Wayan Koster - I Nyoman Giri Prasta, berlangsung di Hotel BNCC Nusa Dua, Badung, Bali, pada Rabu (20/11/2024) pukul 19.00 Wita.

Dalam debat terakhir ini, kedua pasangan calon beradu strategi terkait berbagai masalah di Bali. Salah satunya terkait isu ketenagakerjaan.

Pada sesi pertama, De Gadjah menyoroti angka pengangguran di Bali. Dia berjanji akan meningkatkan kualitas para pekerja dengan pendidikan dan berbagai pelatihan.

Baca juga: Debat Pilkada Jateng, Andika-Hendi Janjikan Insentif dan Permudah Izin Usaha Jawab Bonus Demografi

Kemudian, membuka aksesibilitas pekerja dengan menggandeng para pengusaha untuk membuka "job fair" secara rutin.

De Gadjah juga berjanji akan menaikkan Upah Minimum Provinsi (UMP). Dia lalu membandingkan kenaikan UMP Bali dan Jakarta tiap tahunnya.

"UMP Bali dan Jakarta yang berbeda. Tahun 2022 Bali Rp 2,2 juta, Jakarta Rp 3,9 juta; tahun 2024 Bali Rp 2,7 juta, Jakarta Rp 4,9 juta, cukup jauh," kata dia.

Sementara itu, Koster mengeklaim angka pengangguran di Bali beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Menurutnya, isu ketenagakerjaan di Pulau Dewata memiliki beberapa masalah.

Di antaranya, 67,5 persen pekerja di Bali didominasi oleh tenaga kerja yang berpendidikan SD, SMP, dan SMA.

Kemudian, kurang patuhnya perusahaan terhadap penerapan UMP, serta warga negara asing (WNA) yang bekerja ilegal.

Oleh karena itu, Koster berjanji akan menegakkan kepatuhan perusahaan terkait UMP, menindak para WNA yang bekerja ilegal di Bali, dan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan program satu keluarga satu sarjana.

"Koster-Giri akan meningkatkan kompetensi tenaga kerja serta meningkatkan kualitas pendidikan dan peningkatan produktivitas tenaga kerja. Serta, meningkatkan keterampilan calon tenaga kerja lokal Bali secara gratis," kata dia.

Sebagai informasi, debat publik ketiga ini mengangkat tema "Ngardi Bali Shanti lan Jagadhita" yang artinya menjadikan Bali damai dan sejahtera.

Tema ini terdiri dari lima subtema, yakni pertama membahas isu ketenagakerjaan, kedua tentang anak, perempuan, dan kaum marginal, ketiga tentang smart agriculture, keempat tentang digitalisasi pelayanan publik, dan kelima tentang pendidikan, kesehatan fisik, dan mental.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Denpasar
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau