DENPASAR, KOMPAS.com – Pulau Bali saat ini masih berstatus zona merah wabah rabies. Kabupaten Jembrana tercatat memiliki kasus gigitan hewan penular rabies (HPR) yang cukup tinggi.
Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra meminta masyarakat agar segera datang ke fasilitas kesehatan apabila tergigit hewan penular rabies, seperti anjing, kucing, maupun monyet.
“Intinya harus segera datang ke fasilitas kesehatan terdekat. Jika kesadaran ini terbentuk dengan baik, tidak ada lagi orang meninggal akibat rabies," kata Dewa Indra dalam peringatan World Rabies Day di Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, pada Minggu (28/9/2025).
Baca juga: Usai Kasus Anjing Rabies Gigit 15 Pendaki, 493 Anjing Divaksin Massal di Tabanan Bali
Menurut Dewa Indra, kecepatan virus rabies menyebar dalam tubuh manusia sangat dipengaruhi oleh letak gigitan.
“Semakin tinggi letak gigitan, misalnya paha, pinggang, tangan, bahkan wajah, semakin cepat virus masuk ke otak dan mempercepat kematian," ungkap dia.
"Karena itu, hanya tenaga medis yang berwenang menentukan seseorang terinfeksi rabies atau tidak,” imbuh Dewa Indra.
Baca juga: 6 Orang Dirawat di UGD Puskesmas Usai Anjing Rabies Gigit 15 Pendaki di Tabanan
Dia menjabarkan, berdasarkan data yang ada, cakupan vaksinasi HPR di Jembrana relatif lebih rendah dibandingkan kabupaten lain di Bali. Sepanjang Januari hingga September 2025, rata-rata terjadi 550 kasus gigitan anjing setiap bulan.
Adapun dari angka tersebut, 96 kasus positif rabies. Sementara dari 51 desa/kelurahan di Jembrana, sebanyak 49 wilayah masih berstatus zona merah.
“Pemkab Jembrana harus lebih cepat menyusun jadwal vaksinasi, terutama di zona merah. Pemerintah provinsi siap mendukung dengan tenaga dan vaksin,” kata Dewa Indra.
Dia meyakini jika langkah tersebut dilakukan secara konsisten, Jembrana akan segera keluar dari zona merah.
“Ketika Jembrana bebas rabies, kita bisa ajukan ke Kementerian Pertanian agar Bali tidak lagi ditetapkan sebagai daerah zona merah,” ujarnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Jembrana, I Gusti Putu Mertadana, mengakui bahwa rabies masih menjadi ancaman serius.
“Penanganan rabies harus menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, swasta, dan organisasi masyarakat. Dengan vaksinasi massal, kita targetkan kasus rabies di Jembrana bisa ditekan secara signifikan,” jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang