DENPASAR, KOMPAS.com - Seorang warga negara Mesir berinisial KMHHM (37), terpaksa menginap selama tujuh bulan di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Denpasar, Bali.
Imigrasi menahan WNA itu sejak 22 Desember 2021 hingga 18 Juli 2022. Pria tersebut ditahan karena melebihi batas waktu tinggal (overstay) di Bali.
Baca juga: Balita 4 Tahun di Denpasar Ditemukan Telantar di Pinggir Jalan, Alami Luka Memar dan Patah Kaki
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kakanwil Kemenkumham) Bali Anggiat Napitupulu mengatakan, WNA tersebut diketahui masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta, menggunakan visa on arrival (VOA) dengan tujuan berlibur di Bali, pada 2 Februari 2020.
Pada 24 Februari 2021, KMHHM mendapatkan visa on shore yang dijamin oleh istrinya dan terus melakukan perpanjangan.
Namun, pada pertengahan Juni 2021, masa izin tinggal WNA tersebut habis dan tidak diperpanjang.
Pada 22 Desember 2021, KMHHM menyerahkan diri ke Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai karena sudah tidak mempunyai uang untuk membeli tiket pulang ke negara asalnya.
"Dalam kasus tersebut, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai menyatakan yang bersangkutan overstay lebih dari 60 hari," kata Anggiat dalam keterangan tertulis, Rabu (20/7/2022).
Ia mengatakan, WNA tersebut diinapkan di Rudenim Denpasar sembari menunggu proses pendeportasian. WNA ini disebut melanggar pasal 78 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian.
Setelah hampir tujuh bulan, WNA itu dideportasi melalui Bandara Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta, Senin (18/7/2022), pukul 18.08 WIB.
Dia diterbangkan mengunakan maskapai Saudi Arabian Airlines, dengan nomor penerbangan SV-819 tujuan Alexandria Borg El Arab (HBE).
Baca juga: Prakiraan Cuaca di Denpasar Hari Ini, 20 Juli 2022 : Pagi dan Malam Berawan
Anggiat mengatakan, KMHHM yang telah dideportasi akan dimasukkan dalam daftar penangkalan ke Direktorat Jenderal Imigrasi.
“Setelah kami melaporkan pendeportasian, keputusan penangkalan lebih lanjut akan diputuskan Direktorat Jenderal Imigrasi dengan melihat dan mempertimbangkan seluruh kasusnya” jelasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.