NUSA DUA, KOMPAS.com - Supreme Audit Institution (SAI20) Summit yang digelar di Nusa Dua, Bali, ditutup pada Selasa (30/8/2022). Para delegasi mengesahkan rule of procedure (ROP) dan komunike atau kesepakatan bersama.
"Dua dokumen penting telah disetujui dalam SAI20, yakni ROP dan komunike," kata Chair of SAI20 Isma Yatun saat penutupan di Nusa Dua, Selasa.
Ketua BPK RI itu mengatakan, ROP menjadi acuan untuk operasional SAI20 saat ini dan di masa depan.
Sementara, kesepakatan bersama yang disepakati para delegasi SAI20 berisi sejumlah isu, seperti percepatan pemulihan ekonomi, pencapaian tujuan SDGs, transisi energi, arsitektur kesehatan global, dan transmisi digital.
Baca juga: Apresiasi Pembentukan SAI20, Ketua DPR: Ini Memperkuat Upaya Pemulihan Ekonomi Negara G20
"Komunike SAI20 akan disampaikan kepada Presidensi G20 untuk dibawa dalam pertemuan pemimpin G20 pada November 2022," kata Isma.
Sementara itu, Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono menambahkan, terdapat 12 poin dalam kesepakatan bersama tersebut.
Dalam komunike itu, para delegasi sepakat mempromosikan kolaborasi, berbagi pengetahuan dan praktik terbaik sesama anggota SAI20 dan pemangku kepentingan lainnya untuk memperkuat oversight, mengembangkan insight, dan menciptakan foresight yang strategis.
Baca juga: Ketua BPK Tegaskan Komitmen SAI20 Mendukung Percepatan Ekonomi Pascapandemi
Lalu, 12 negara yang menghadiri SAI20 sepakat terkait perbedaan mandat antara SAI20 dengan Organization of Supreme Audit Institutions (INTOSAI). Namun, mereka memastikan kesatuan dan integritas kelompok SAI di bawah naungan organisasi itu.
SAI20 menyepakati penekanan pada tiga isu prioritas Presidensi G20 Indonesia, yakni arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital.
Lalu, SAI20 sepakat pandemi Covid-19 tak hanya meningkatkan risiko fraud, tetapi juga memperlebar ketimpangan dan menghambat pencapaian SDGs.