KOMPAS.com - Tari Rudat adalah tarian tradisional yang sering ditampilkan di Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Tari Rudat juga populer di sejumlah wilayah di Indonesia, seperti Kalimantan Selatan.
Pertunjukan tari Rudat sangat kental dengan nuansa Islami, baik dari segi kostum maupun musik pengiring.
Tari Rudat biasanya ditampilkan dalam acara Maulid Nabi, khitanan, khataman Al Quran, peringatan Isra Mi'raj, dan peringatan hari besar Islam lainnya.
Asal-usul tari Rudat belum banyak diketahui, namun sejumlah sumber menyebutkan bahwa tari Rudat merupakan kesenian tradisional berasal dari Turki.
Kesenian tersebut telah ada sejak perkembangan agama Islam di Indonesia.
Tari tersebut digunakan oleh para ulama sebagai media dakwah dalam penyebaran agama Islam.
Baca juga: Tari Gendang Beleq, Pengantar Perjuangan Para Pebalap MotoGP
Sejumlah sumber juga menyebutkan bahwa tari Rudat merupakan perkembangan Dzikir Saman dan Budrah.
Dzikir Saman merupakan kesenian dengan gerakan pencak silat yang disertai dzikir.
Sedangkan, Budrah adalah nyanyian yang diiringi dengan iringan seperangkat musik rebana yang berukuran besar.
Tari Rudat mengandung gerakan-gerakan bela diri dan seni suara. Tari Rudat menceritakan mengenai kegagahan prajurit kerajaan yang baru pulang dari perang.
Berikut ini adalah sejumlah gerakan-gerakan tari Rudat.
Gerakan berajong merupakan gerakan pertama dalam kesenian tari Rudat yang dilakukan dengan mengayunkan tangan kanan ke depan.
Jari tangan kanan menggenggam sejajar dengan dada, kemudian tangan diayunkan sampai ke pinggang dengan posisi badan tegap dan pandangan lurus.
Kaki kiri naik dengan cara menjijit dengan posisi lutut sedikit ditekuk dan kaki kanan tegap lurus.