BULELENG, KOMPAS.com - Sebuah video sejumlah warga negara Indonesia (WNI) yang diduga korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di luar negeri beredar di media sosial.
Dalam video yang diterima Kompas.com, terlihat sejumlah orang yang ditempatkan di sebuah mes dengan kamar tidur tingkat.
Si perekam video mengatakan jika mereka adalah korban perdagangan orang. Ia mengaku dipekerjakan selama 15 jam dan kerap mendapat siksaan.
"Kami disekap di sini. Tidak bisa ke mana-mana. Disuruh kerja 15 jam. Kalau tidak capai target kami dipukul, disiksa, disetrum," ujarnya, dikutip Selasa (3/9/2024).
Baca juga: Diwarnai Demo, Tersangka Kasus TPPO Dilantik Jadi Anggota DPRD Sikka
Selanjutnya ia meminta pertolongan pada Presiden Joko Widodo dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.
"Tolong kami. Kami di sini menderita. Kami di sini korban perdagangan manusia. Dijanjikan kerja tapi tidak digaji. Kami ditipu. Bapak Jokowi, Bapak Prabowo tolong bantu kami," lanjutnya.
Salah satu orang yang terekam dalam video itu menyebutkan dirinya berasal dari Bali. Ia adalah warga Desa Jinengdalem, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, bernama Nengah Sunaria.
Diketahui, ia berangkat dengan tujuan bekerja di Thailand bersama temannya, Kadek Agus Ariawan, yang merupakan warga Kelurahan Liligundi, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.
Kakak dari Ariawan, Ketut Alit Suryawan membenarkan jika adiknya diduga menjadi korban TPPO bersama Sunaria.
Kata dia, adiknya direkrut oleh seorang pria yang diduga penyalur tenaga kerja berinisial KB. Adiknya membayar sejumlah Rp 7 juta kepada KB untuk biaya berangkat.
"Iming-imingnya bekerja di resto Thailand dengan gaji besar. Prosesnya menggunakan visa liburan selama satu bulan dulu kemudian dijanjikan diganti dengan visa kerja," ujarnya, ditemui Selasa (3/9/2024) di Buleleng.
Agus Ariawan pun mengambil kesempatan itu dengan harapan mengubah nasib keluarga. Dia berangkat dari Bandara Ngurah Rai Bali pada 5 Agustus 2024 dan transit di Kota Jakarta.
Esoknya, pada 6 Agustus Agus Ariawan dan temannya diberangkatkan ke Kuala Lumpur, Malaysia bersama 10 orang.
"Saat itu komunikasi terakhir saya dengan adik saya. Dia menginap di hotel, katanya menunggu diberangkatkan ke Thailand," sambungnya.
Baca juga: 2 Buron Kasus TPPO dan Perpajakan asal Filipina Ditangkap di Batam
Setelah itu, Suryawan tidak bisa menghubungi adiknya sama sekali. Hingga akhirnya, ia mendapatkan informasi dari seseorang di Jakarta yang kerabatnya ikut diberangkatkan bersama adiknya.
Suryawan juga mengaku mendapatkan video mengenai kondisi teman adiknya, Nengah Sunaria. Kondisi itu membuatnya semakin khawatir akan adiknya.
"Di video dibilang ada di Myanmar. Tapi adik saya sampai sekarang tidak bisa kami hubungi. Tidak jelas keberadaan sebenarnya ada di mana," katanya.
Ia mengaku sempat menghubungi KB yang menjadi penyalur dan memberangkatkan adiknya. Namun ia tak mendapatkan jawaban memuaskan. Selain itu, KB terkesan lepas tangan dan akhirnya tidak bisa dihubungi.
Hingga akhirnya, ia memutuskan melaporkan kasus dugaan perdagangan orang ini ke Polres Buleleng. Laporan itu dilayangkan pada Selasa (3/9/2024) sore.
"Saya semoatvmencoba meminta bantuan teman untuk melacak KB ini dan ternyata lokasinya ada di Kamboja. Informasi yang saya dapat yang bersangkutan bekerja sebagai admin judi online," sebut dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang