BULELENG, KOMPAS.com - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Bali nomor urut 1 Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana menyinggung wacana pembangunan bandara Bali utara dalam kampanyenya di Buleleng pada Senin (7/10/2024).
Kampanye pasangan calon yang diusung partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus tersebut digelar di Desa Kubutambahan, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali.
Desa Kubutambahan, Buleleng, merupakan lokasi yang direncanakan akan dibangun bandara Bali utara.
Baca juga: Kampanye Pilkada Bali, Giri Janjikan Ngaben Gratis dan Insentif untuk Pemangku Adat
Dalam kampanye tersebut, calon gubernur Bali, Muliawan Arya atau De Gajah kembali meyakinkan masyarakat janji pembangunan bandara baru di Bali utara.
De Gajah menyebut, jika ia terpilih pada Pilkada Bali 2024, akan satu jalur dengan pemerintah pusat yang akan dipimpin Presiden terpilih Prabowo Subianto. Kata dia, rencana pembangunan bandara baru itu telah disetujui oleh Prabowo Subianto.
Baca juga: Kampanye Koster di Buleleng, Fokus Menangi Pilkada Bali Tanpa Target Suara
Perencanaanya disebut akan dilakukan setelah pelantikan Prabowo pada 20 Oktober 2024 mendatang.
Ia kemudian memastikan, pembangunan bandara baru itu akan dibangun di Buleleng.
"Yang pasti bandara akan ada di Buleleng. Kebijakan dan rancangan (dibahas) setelah (Prabowo) dilantik. Di RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) itu," katanya kepada wartawan, Senin.
Di tempat yang sama, calon wakil gubernur Bali Agus Suradnyana menyampaikan, bandara baru di Bali utara dibangun untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Buleleng, Karangasem, dan Bangli.
Nantinya, dengan adanya bandara ini akan meningkatkan ekonomi di tiga kabupaten tersebut.
"Saya ingin wujudkan impian bagun bandara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Buleleng, Karangasem dan Bangli," katanya.
Mantan Bupati Buleleng ini menceritakan, pembangunan bandara baru itu sebelumnya belum bisa dilakukan karena berbagai persoalan.
Padahal, saat ia menjabat Bupati Buleleng, Kementerian Perhubungan sudah melakukan survei ke wilayah Kecamatan Kubutambahan.
Rencana pembangunan bandara Bali utara itu juga sempat masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Karena ada persoalan pertanahan, rencana pembangunan bandara itu kemudian dipindah ke Buleleng bagian barat. Namun di wilayah itu ada Taman Nasional Bali Barat (TNBB) sehingga disebut tidak memungkinkan.
"Padahal sudah masuk program strategis nasional. Perdebatannya lama," tutup dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang