Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah TKW yang Tewas Diduga Dibunuh di Malaysia Tiba di Buleleng

Kompas.com, 8 Januari 2025, 19:07 WIB
Hasan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - Jenazah Ni Ketut Nurhayati (39), tenaga kerja wanita (TKW) asal Bali yang diduga tewas dibunuh di Malaysia, dipulangkan ke kampung halamannya di Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, Rabu (8/1/2025).

Jenazah Nurhayati tiba di rumah duka sekitar pukul 16.30 Wita.

Pantauan Kompas.com di lokasi, keluarga tampak tak kuasa menahan tangis saat menerima kedatangan jenazah anggota keluarga mereka dalam keadaan meninggal dunia.

Jenazah Nurhayati, yang disimpan dalam peti berwarna putih, disemayamkan di rumah duka.

Suami Nurhayati, Komang Suinten, menyatakan bahwa mendiang istrinya akan diupacarai secara Hindu.

Baca juga: TKW asal Buleleng Ditemukan Tewas Berlumur Darah saat Malam Tahun Baru di Malaysia

Saat ini, pihak keluarga masih mencari hari baik untuk melaksanakan upacara tersebut.

Suinten mengungkapkan bahwa ia menerima kabar duka mengenai istrinya pada Sabtu (4/1/2025), yang disampaikan salah satu anaknya setelah diberitahu oleh teman Nurhayati.

"Peristiwanya saya tidak tahu pasti, tapi diceritakan ke anak saya. Temannya memberi tahu bahwa ibu sudah tidak ada karena dibunuh. Begitu saja," kata Suinten saat ditemui di Buleleng.

Suinten mengaku telah mengikhlaskan kepergian istrinya dan berharap dapat menuntaskan upacara kematian di desa.

"Pada intinya saya enggak perlu mencari tahu yang ke belakang lagi. Saya ingin istri saya cepat pulang. Biar cepat dapat tempat, itu memang tanggung jawab saya sebagai suami," ujarnya.

Ia juga menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada kepolisian di Malaysia.

"Kami tidak ada tuntutan apapun dan tak ingin memperpanjang masalah apapun biar jalan istri tidak ada halangan."

"(Proses hukum) saya serahkan semua ke sana (kepolisian Malaysia). Saya yakin dan percaya pihak berwajib sudah menindaklanjuti," tambahnya.

Sebelumnya, Ni Ketut Nurhayati ditemukan meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan di sebuah kamar hotel di Puchong, Malaysia pada Selasa (31/12/2024).

Baca juga: Keluarga TKW Buleleng Dihabisi di Malaysia Galang Donasi buat Pemulangan Jenazah

Luh Sri Mulyani, salah satu kerabat korban, mengungkapkan bahwa Nurhayati ditemukan dalam kondisi berlumuran darah.

"Foto kejadian Mbak Nur itu pas masih di kamar hotel pas pertamakali ditemukan dan masih berlumuran darah ditutupi selimut," katanya.

Media Malaysia, bharian.com, melaporkan bahwa polisi setempat telah menahan dua orang warga negara asing terkait peristiwa pembunuhan tersebut, salah satunya adalah pria berkebangsaan Bangladesh.

Polisi menduga bahwa motif pembunuhan tersebut adalah cemburu.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Jika TPA Suwung Ditutup, Warga Denpasar Berharap Ada Mesin Pengolah Sampah di Setiap Desa
Denpasar
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau