Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Satpol PP Bali Mulai Sidak Pendatang

Kompas.com, 9 April 2025, 16:19 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

Sumber Antara

DENPASAR, KOMPAS.com - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bali mulai melakukan sidak penduduk pendatang setelah libur panjang Lebaran 2025 dan berakhirnya arus balik pemilir.

Kepala Satpol PP Bali Dewa Nyoman Rai Dharmadi mengatakan ada tiga daerah paling difokuskan dalam sidak yaitu Denpasar, Badung, dan Gianyar, sebab banyak penduduk pendatang yang menetap di sana.

“Kalau sidak penduduk pendatang ada yang sudah mulai bergerak seperti di Badung sudah bergerak, menyusul untuk kabupaten lain,” kata Rai, Rabu (9/4/2025).

Baca juga: Pendatang Diminta Lapor ke RT dan RW, Penjamin Punya KTP Jakarta

“Kantong-kantong tersebar, terutama daerah tujuan pendatang itu ada tiga yaitu daerah Denpasar, Badung, dan Gianyar, yang paling banyak sesuai dengan laporan hasil pantauan,” sambung dia.

Kepala Satpol PP Bali menjelaskan sidak di kantong-kantong tempat tinggal pendatang menjadi penting karena Bali selalu kedatangan banyak orang usai libur hari raya.

Para pendatang kerap diajak oleh saudara atau temannya untuk merantau ke Pulau Dewata namun tak semuanya memiliki tujuan jelas.

Hal yang menjadi ketakutan Pemprov Bali kemudian adalah masalah sosial dan kriminal yang disebabkan oleh mereka, padahal Bali sedang berupaya menjaga citra positif di mata dunia sebagai daerah pariwisata.

Baca juga: Pemprov Jakarta Gandeng Pengurus RT RW untuk Data Pendatang Baru

Dalam sidaknya, Rai Dharmadi dan jajaran akan mendatangi rumah-rumah kos yang kerap menjadi tempat pendatang berkerumun, kemudian meminta identitas dan menanyakan tujuannya datang ke Bali.

Bukan berarti anti dengan penduduk pendatang, namun faktanya kerap kali orang yang tidak memiliki tujuan jelas bisa masuk Pulau Dewata melalui jalur-jalur tidak formal seperti melalui pelabuhan-pelabuhan tradisional sehingga tidak tersaring di pintu masuk utama.

“Kami saring nanti lokasi di mana dia tinggal, kalau didapati tentu akan minta penjaminnya. Mereka datang ke sini pasti ajakan dari saudara atau temannya, kami akan minta penjaminnya untuk berkoordinasi sewaktu-waktu kalau ada apa-apa dan mudah dicari orangnya,” ujar dia.

Baca juga: Baru Tiba di Jakarta, Pendatang Antusias Ikut Program Pelatihan Kerja

Rai Dharmadi mengatakan sebelum sidak penduduk pendatang, pada momentum arus balik timnya sudah terlebih dahulu memonitor kedatangan orang masuk Bali terutama di Pelabuhan Gilimanuk, sebab selama ini kasus-kasus terkait penduduk pendatang paling banyak berasal dari penduduk asal Pulau Jawa.

“Kalau orang mempermasalahkan kenapa tidak ber-KTP harus balik, ya kan tidak ada masyarakat dewasa tidak beridentitas, justru kita patut curigai jangan-jangan mereka bermasalah di asalnya, kami tidak mau itu menjadi masalah sosial bahkan menjadi masalah kriminal di Bali,” kata dia menegaskan.

Selama libur panjang Lebaran 2025 sendiri, Satpol PP menemukan setidaknya 20 orang tanpa identitas dan tujuan jelas hendak masuk Bali, di mana kurang dari 10 orang diseberangkan kembali ke Pulau Jawa dan sisanya masih diloloskan karena ada penjamin.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau