DENPASAR, KOMPAS.com - Perempuan, muda, dan berani bebas berekspresi dalam dunia laki-laki.
Barangkali itulah yang menggambarkan sosok Magdalena Kinasih, (29), yang memiliki nama panggung Kinmochii, atau Tattoobykin, atau Kinkin Kinasih.
Seniman tato kelahiran Mataram, 20 Maret 1996 ini mulai tertarik dengan tato sejak tahun 2023.
Meskipun belum terbilang lama, namun karyanya cukup diminati.
Saat itu, dia sering berkumpul dengan Komunitas Tato Magicinkmagz.
"Proses pembuatannya memang terasa berbeda dengan media yang biasa saya gunakan yaitu watercolor paper dan digital art. Ketika tinta masuk dengan sempurna pada kulit client, itu membuat saya senang," tutur Kinkin, Kamis (1/5/2025).
Baca juga: Cerita Sakitnya Linda Hapus Tato di Tubuhnya: Kayak Kesundut Rokok
Saat melakukan tato pada beberapa kulit, ada bagian-bagian tubuh yang jarang dia ambil. Karenanya, itu menjadi tantangan tersendiri bagi Kinkin.
Agar hasilnya bagus, ia juga harus memastikan bahwa gambar sudah mutlak adanya.
"Jadi harus hati-hati dalam membuatnya. Rasanya memang beda saat saya ditato dan saat saya yang membuat tato untuk orang," kata Kinkin yang sebagian besar kliennya berasal dari Denpasar.
Ada langkah-langkah khusus yang harus Kinkin perhatikan sebelum dan sesudah ia membubuhkan tato pada kulit kliennya.
Tidak bisa sembarangan, dari perencanaan hingga perawatan mesti dilakukan dengan benar.
Selama ini, Kinkin memiliki ciri khas bermain pada line art tato berbentuk mermaid.
Area kulit yang akan ditato dibersihkan terlebih dahulu dengan sabun lembut dan air hangat.
Dipastikan kulit kering dan bersih sebelum proses tato dimulai.
Baca juga: Pesan Peserta Hapus Tato Gratis: Kalau Bisa Jangan Menatolah...
Selain itu, ia mengimbau, untuk menghindari dalam menggunakan lotion atau minyak pada area kulit yang akan ditato.
Barulah kemudian Kinkin memindahkan desain ke kulit dengan menggunakan stensil atau alat bantu lain.
Sementara desain akan ditandai pada kulit dengan tinta khusus atau pensil tato.
"Selanjutnya jarum akan menusuk kulit dengan kecepatan tertentu untuk memasukkan tinta ke dalam lapisan kulit. Proses ini mungkin akan terasa nyeri atau tidak nyaman, tergantung pada area kulit dan tingkat sensitivitas masing-masing," terangnya.
Baca juga: Malu Disindir Anak, Linda Hapus Tato Kupu-kupu di Kakinya
Harga yang ditentukan ke kliennya beragam, mulai dari Rp 350 ribu sampai Rp 1 juta, tergantung ukuran dan tingkat kesulitan.
Umumnya di Denpasar untuk desain medium, harganya mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 6 juta.
Sementara di area Kuta lebih mahal, yakni mencapai Rp 2 juta untuk ukuran kecil dan Rp 5 juta-Rp 10 juta ukuran medium.
Meski sebagian besar yang berkecimpung dalam dunia tato adalah laki-laki, Kinkin tidak pernah merasa minder.
Baginya, tato adalah bentuk ekspresi diri dan pengingat momen penting dalam hidup.
Menurutnya, hal yang terpenting bagaimana menghadapi stigma masyarakat.
"Seiring berjalannya waktu, banyak juga perempuan yang sekarang sudah berani untuk terjun ke dunia tato. Mungkin kadang masih dianggap remeh dengan beberapa kalangan. Puji Tuhan, orangtua saya sangat mendukung perkembangan hidup saya," ujar Kinkin.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang