Editor
DENPASAR, KOMPAS.com – Organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya yang muncul di Tabanan, Bali dibubarkan.
Pembubaran itu didampingi oleh Pecalang Adat Desa Sanggulan.
Hal itu terungkap setelah perwakilan dari GRIB Jaya DPC Tabanan bersama Pecalang mengeluarkan pernyataan secara terbuka yang tersebar di media sosial.
"DPC GRIB Jaya Tabanan saat ini lockdown sampai kapan pun, terima kasih," ujar perwakilan GRIB Jaya DPC Tabanan dalam video yang beredar.
Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Joseph Nahak selaku Ketua di DPD GRIB Jaya Bali mengatakan bahwa ia tak mengenali anggota GRIB Tabanan yang telah bubar tersebut.
“Saya tidak tahu, dan tidak ada (mengenali anggota GRIB Tabanan),” katanya singkat, Rabu 14 Mei 2025.
Baca juga: GRIB Jaya di Tabanan Bali Dibubarkan Setelah Pertemuan Desa Adat
Karena tak mengenal, Joseph pun tak pernah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pengurus dan anggota GRIB Tabanan yang membubarkan diri itu.
Ia juga tak memberi tanggapan atau respons soal penolakan tegas dari Gubernur Bali, Wayan Koster, terkait kehadiran ormas GRIB di Bali.
“Izin, belum ada tanggapan nanti rekan-rekan dikabari ya,” katanya.
Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Bali tidak akan menerbitkan surat keterangan terdaftar (SKT) untuk organisasi kemasyarakatan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya.
Baca juga: GRIB Jaya di Tabanan Bali Dibubarkan, Kepala Desa Adat: Mencoreng Desa Kami
Menurutnya, Pemerintah Provinsi Bali memiliki kewenangan untuk menolak keberadaan ormas yang dianggap dapat mengganggu ketertiban dan keamanan di masyarakat.
"(Jika GRIB Jaya mendaftar di Kesbangpol), tidak akan diterima, pemerintah daerah berhak menolak. Sesuai kebutuhan dan pertimbangan di daerah," kata Koster dalam konferensi pers di Rumah Jabatan Gubernur Bali, Senin 12 Mei 2025.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul "Ketua GRIB Bali Akui Tak Kenal Anggota GRIB Tabanan, Enggan Komen Soal Penolakan Koster.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang