DENPASAR, KOMPAS.com - Hingga saat ini, kecelakaan yang dialami turis asal Brasil, Juliana Marins (26), di Gunung Rinjani, masih terus dibicarakan.
Berkaca atas kasus tersebut, bahkan disebut bahwa kini pemula dilarang untuk melakukan pendakian di sana.
Warga Bandung yang menetap di Bali, Ima Sumirat, mengatakan Gunung Rinjani memang bukan untuk pemula sebab jalurnya variatif.
"Info terbaru, pemula dilarang naik. Ada interview terlebih dulu sebelum mendaki. Jika ada yang bohong, risiko ditanggung sendiri," tutur Ima, pada Kamis (10/7/2025).
Baca juga: Anggota DPR Kritik Evakuasi Juliana di Rinjani: Sangat Tradisional, Digotong Agam
Selain medannya berbatu dan berpasir, ketinggian Rinjani juga tidak main-main, mencapai lebih dari 3.200 meter di atas permukaan laut.
Menurutnya, untuk bisa mendaki Rinjani, seseorang harus berlatih fisik dulu hingga benar-benar siap.
"Jadi harus berlatih naik gunung yang ketinggiannya 1.500 meter, 2.000 meter, atau 2.500 meter dulu. Kalau di Bali, bisa Gunung Batur lewat Culali untuk latihan," jelasnya.
Baca juga: Juliana Tewas di Rinjani, Ketua Komisi V: Negara Lain Anggap RI Lalai
Ima sudah hampir 20 tahun berpengalaman mendaki gunung.
Pada akhir Juni 2025 lalu, dia melakukan pendakian di Gunung Rinjani bersama 10 turis.
Dia bertugas sebagai tour leader.
Adapun untuk mengantar 10 turis tersebut, dia mengajak 3 guides dan 8 porter.
Mereka memang tidak sampai di puncak, tapi hanya di Pelawangan Senaru Camp.
"Tapi yang naik sampai Plawangan Senaru 7 orang. Sementara 2 orang lansia nggak ikut naik dan 1 orang karena keseleo sebelumnya, sampai pos 2 saja," ucapnya.
Baca juga: Belajar dari Insiden Juliana Marins, Bahaya Jalur Tepi Jurang Menuju Puncak Rinjani
Dia menjelaskan, biasanya memang ada dua sistem pendakian untuk turis, yakni privat dan open trip.
Menurutnya, biasanya masalah kerap muncul dalam open trip.
Dalam private trip, jumlah pendaki yang dihandle hanya antara 2 sampai 4 orang.
Sementara untuk open trip, minimal 5 orang.
"Nah, gol untuk mereka yang ikut open trip pasti ingin sampai di puncak. Sementara yang dihandle oleh pemandu ada banyak."
"Di sinilah kadang muncul dilema untuk yang tidak kuat fisiknya. Pendaki yang lain jarang mau menunggu. Apalagi sebelumnya mereka tidak saling kenal," imbuhnya.
Baca juga: Guide Juliana Marins Diblacklist Sementara Usai Insiden di Rinjani
Karena itu, dia sangat menyarankan agar siapapun yang mau mendaki Gunung Rinjani, untuk benar-benar menyiapkan fisik.
Jangan pernah meremehkan persiapan dan peralatan pribadi yang harus dibawa.
"Dinginnya di gunung berbeda dengan kondisi kalau di darat. Keadaan 10 derajat di gunung berbeda. Walaupun untuk mereka yang biasa tinggal di daerah dingin. Dengarkan pemandu," tegasnya.
Selain itu, Ima juga meminta siapapun yang melakukan pendakian, harus bertanggung jawab pada sampah, terutama sampah tisu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang