DENPASAR, KOMPAS.com - Cuaca ekstrem di perairan Sanur membuat operasional di Pelabuhan Sanur, Kota Denpasar, Bali, ditutup untuk sementara, pada Rabu (6/8/2025).
Berdasarkan catatan Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Benoa, sebanyak 72 kapal cepat dengan 120 trip per hari, memilih batal berlayar.
Kepala KSOP Kepala KSOP Kelas II Benoa, Aprianus Hangki, mengatakan operasional penyeberangan akan dibuka apabila kondisi cuaca dinyatakan baik untuk berlayar.
Pelabuhan Sanur setiap harinya melayani penyeberangan dari dan menuju Pelabuhan Nusa Penida dan Pelabuhan Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung, Bali.
"Pada hari ini untuk pelabuhan Sanur, kami lakukan penundaan beberapa pelayaran mulai dari tadi pagi sampai siang hari ini mengingat kondisi alur masuk pelabuhan Sanur itu cukup ekstrim," kata Aprianus.
Baca juga: ABK Fast Boat Terbalik di Sanur Bali Ditemukan Tewas, Jumlah Korban Tewas Jadi 3 Orang
"Sehingga kami berkoordinasi dengan pelabuhan Nusa Penida dan Nusa lembongan untuk tidak menberangkatkan penumpang dengan tujuan Sanur," tambahnya.
Hangki mengatakan keputusan penundaan seluruh keberangkatan kapal cepat berdasarkan pertimbangan data prakiraan cuaca resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Berdasarkan peringatan dini BMKG pada 7-10 Agustus 2025, potensi gelombang tinggi 2,5-4 meter berpeluang terjadi di Selat Bali bagian selatan, Selat Badung, Selat Lombok bagian selatan, dan perairan selatan.
Baca juga: 21 Penumpang Selamat Fast Boat Dirawat di RS Bali Mandara Sudah Diizinkan Pulang dan Rawat Jalan
Sementara itu, pola angin di wilayah Perairan Utara Bali umumnya bergerak dari timur-tenggara dengan kecepatan angin 4-20 knot.
Sedangkan di wilayah Perairan Selat Bali umumnya bergerak dari Timur-tenggara dengan kecepatan 4-20 knot.
"Kalau kami melihat berita cuaca dari BMKG itu dengan kondisi saat ini itu sampai tanggal 9 Agustus, Namun kami akan terus mengevaluasi setiap harinya Karena dasar berita dari BMKG itu akan kami lakukan evaluasi, terkait kemungkinan apakah akan lebih buruk atau meredah," kata dia.
Ia menambahkan pihaknya telah berkoodinasi dengan para operator kapal cepat yang beroperasi di Pelabuhan Sanur.
Selanjutnya, operator kapal memberikan informasi kepada para penumpang untuk melakukan penjadwalan ulang tiket penyeberangan.
"Bagi penumpang juga mereka bisa memaklumi dengan kondisi ini Dan mereka bisa mengambil beberapa alternatif pelabuhan-pelabuhan kebangkatan," kata dia.
Sebelumnya, sebuah Kapal Cepat atau Fast Boat Dolpin II yang mengangkut 75 wisatawan dari Pelabuhan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, menuju Pelabuhan Sanur, Kota Denpasar, Bali, mengalami kecelakaan, pada Selasa (5/8/2025)
Dalam insiden itu, dua orang penumpang warga negara asing (WNA) asal China, Shio Quo Hong (20), dan Hanqing Yu (37), dan seorang Anak Buah Kapal (ABK), I Kadek Adi Jaya Dinata (23), ditemukan meninggal dunia.
Sedangkan, 73 penumpang dan 4 ABK termasuk nahkoda kapal dinyatakan selamat.
Kapal cepat tersebut mengalami kecelakaan usai dihantam ombak ketika berlayar di alur masuk Pelabuhan Sanur, sekitar pukul 15.00 Wita.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang