Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Badung Siapkan 10 Incinerator, Target Tak Lagi Kirim 280 Ton Residu ke TPA Suwung

Kompas.com, 14 Agustus 2025, 20:52 WIB
Ni Ketut Sudiani,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung bakal ditutup permanen pada Desember 2025.

Gubernur Bali, I Wayan Koster pun meminta masyarakat dan setiap desa untuk mengolah sampahnya masing-masing dengan konsep pengolahan berbasis sumber.

Menyikapi persoalan sampah ini, Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa mengatakan telah menyiapkan 10 incinerator.

Rencananya mesin tersebut akan ditempatkan di titik-titik strategis.

"Kami sudah mendapatkan mesin itu. Sudah siapkan 10 incenerator. Empat kami tempatkan di TPST yang baru. Jadi kita bisa melakukan penanganan sampah dari Kuta, Tuban, dan sekitarnya," kata Adi di Kantor DPRD Badung, Kamis (14/8/2025).

Baca juga: Tumpukan Sampah Anorganik Ditemukan di Gunungkidul, DLH: Bakal Dipakai untuk Pengerasan Jalan

Selain itu, juga akan ditempatkan di desa yang volume sampahnya cukup besar.

Timnya telah melakukan kajian dan harapannya dalam waktu dekat semuanya bisa direalisasikan.

Adi mengatakan sebelumnya Pemerintah Kabupaten Badung sempat memilah-milah, menimbang-nimbang teknologi yang akan kita lakukan terkait pengolahan sampah.

Adapun untuk mesin yang akan digunakan, disebutnya harus sudah lulus uji lab emisi dari Kementerian.

Adapun kapasitas satu incinerator antara 10 ton hingga 30 ton.

Dia menegaskan bahwa pengadaan sudah dilakukan pada tahun 2025. Bukan 2026.

Saat ditanya berapa anggarannya, Adi menjawab, “Aduh, penganggaran saya lupa, yang jelas banyak.”

"Saya kira dari TPST yang ada di Badung ini, ternyata yang masih ada residu ke TPA Suwung itu 280 ton. Ini lah yang kita kejar agar tidak ada residu lagi yang ke TPA Suwung," tambahnya.

Baca juga: Cekcok soal Bakar Sampah, Warga Blitar Bacok Tetangganya

Meskipun telah disiapkan mesin dalam penanganan sampah ini, Adi menilai bagaimana pun dukungan manpower tetap penting.

Menurutnya tetap harus ada Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu melaksanakan pengolahan sampah ini.

Kecanggihan mesin tidak akan ada artinya tanpa SDM. Hasilnya pun tidak akan maksimal.

"Karenanya antara alat dan manpower, harus sejalan."

Adi menyampaikan telah mendapat saran dari Gubernur Koster bahwa selain memanfaatkan mesin, juga harus mendorong pemilahan sampah berbasis sumber.

"Bagaimana mendorong setiap desa, rumah tangga, agar masyarakat bisa mengolah dari sumber. Saya rasa sudah bergerak semuanya," ungkapnya.

Baca juga: Polemik Sampah Tangsel Dibuang ke Pandeglang, Wagub Banten: Kalau Bermanfaat Lanjutkan, tetapi...

Sebelumnya, Koordinator Pokja PSP PSBS, Dr. Luh Riniti Rahayu, menyampaikan keberadaan TPA Suwung kini telah melanggar ketentuan undang-undang karena menjadi ancaman serius bagi lingkungan.

"Gunungan sampah sudah mencapai 35 meter di atas lahan seluas 32,4 hektare. Ini menyebabkan polusi yang sangat parah," jelasnya.

"Ini merupakan program super prioritas yang mendesak. Artinya, kondisi sampah sudah sangat darurat," tambahnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau