Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Ahok Jadi Pembicara Pembelajaran Digital di Hadapan Guru di Buleleng, Singgung Ratusan Siswa SMP yang Tak Bisa Baca

Kompas.com, 2 September 2025, 15:29 WIB
Hasan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BULELENG, KOMPAS.com - SMP Negeri 1 Sukasada di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, terpilih sebagai satu-satunya sekolah rujukan Google di Bali.

Sekolah yang terletak di Kelurahan Sukasada, Kecamatan Sukasada ini aktif menerapkan teknologi Chromebook dalam proses belajar mengajar.

Pada Selasa (2/9/2025), Tim Google Indonesia bersama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengunjungi SMP Negeri 1 Sukasada.

Dalam kesempatan tersebut, Ahok memberikan pemaparan mengenai pembelajaran digital kepada sejumlah guru di sekolah tersebut.

Baca juga: Nadiem Makarim di Pusaran 3 Kasus Korupsi: Chromebook, Kuota Gratis, dan Google Cloud

Ia menekankan pentingnya teknologi pendidikan dalam menyetarakan kemampuan siswa serta meningkatkan kompetensi guru.

"Saya sudah lama mengimpikan pembelajaran digital sejak di Belitung Timur. Dengan sistem ini, komputer bekas dari kantor pemerintahan bisa dipakai kembali untuk sekolah, jadi tidak perlu pengadaan baru setiap tahun," ujar Ahok.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga menyinggung isu yang sempat viral mengenai ratusan siswa SMP di Kabupaten Buleleng yang tidak bisa membaca.

"Buleleng sempat viral karena ada isu anak-anak tidak bisa baca. Tapi dengan transformasi ini, Buleleng juga bisa melahirkan guru dan siswa kelas dunia," tambahnya.

Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMP Negeri 1 Sukasada, Putu Yudi Darmawan, mengungkapkan bahwa sekolahnya telah menjadi rujukan Google sejak 2022.

Baca juga: KPK Tegaskan Kasus Google Cloud di Kemendikbudristek, Berbeda dengan Chromebook

Dukungan 153 unit Chromebook dari pemerintah pusat telah memungkinkan pembelajaran digital dijalankan dengan lebih optimal.

"Kami telah memanfaatkan akun belajar yang diberikan 100 persen. Dengan tiga syarat yang kami penuhi itu, kami menjadi kandidat sekolah rujukan Google," ujar Yudi.

Namun, Yudi mengakui bahwa jumlah perangkat yang ada masih kurang.

"Idealnya satu siswa, satu Chromebook. Standar yang diajukan memang satu Chromebook untuk satu murid. Semua guru juga harus level 2, ditambah adanya trainer dan mentor," tuturnya.

Saat ini, sebanyak 18 guru di SMP Negeri 1 Sukasada telah mendapatkan sertifikat GCE (Google Certified Educator) level 1.

Baca juga: SMP di Madiun Terima Bantuan Chromebook dari Kemendikbudristi, Ada yang Rusak sehingga Dipakai Bergantian

Menurut Yudi, penggunaan Chromebook telah memberikan dampak positif dalam kegiatan belajar mengajar.

Proses evaluasi hasil belajar siswa kini menjadi lebih cepat karena berbasis digital.

"Sekarang memeriksa ulangan siswa lebih cepat, asesmennya sudah digital menggunakan Google form dan aplikasi digital lainnya. Jadi tidak ada lagi pemeriksaan manual seperti dulu," kata Yudi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Pria di Jembrana Ditangkap Polisi karena Menanam Ganja di Rumah, Bibit Dibeli dari Spanyol
Denpasar
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Angin Puting Beliung Sapu 3 Bangunan di Jembrana, Warga Mengungsi
Denpasar
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Banjir Bandang di Crystal Bay Nusa Penida Bali, Aktivitas Wisata Ditutup Sementara
Denpasar
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Pengendara Moge di Bali Pakai Jaket Polantas dan Lampu Strobo, Polisi: Dikenai Sanksi Teguran
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau