BALI, KOMPAS.com – Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur Bali sejak Selasa (9/9/2025) malam mengakibatkan bencana alam di sejumlah wilayah.
Jaringan listrik di sejumlah titik dilaporkan terganggu.
Tiang roboh, gardu terendam, dan kabel putus menyebabkan puluhan ribu pelanggan sempat mengalami pemadaman.
PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali mengerahkan tim di lapangan untuk mempercepat pemulihan.
Upaya perbaikan dilakukan di tengah cuaca ekstrem yang masih melanda.
Baca juga: Banjir Ekstrem di Bali, Ahli Tata Ruang: Banyaknya Alih Fungsi Lahan Resapan Air Jadi Penyebabnya
Hingga Rabu (10/9/2025) pagi, kondisi kelistrikan di Bali Selatan menjadi yang paling terdampak.
Pasokan listrik di Denpasar, Sanur, Kuta, dan Tabanan baru pulih sekitar 40 persen.
Sebagian besar jaringan masih dalam perbaikan karena akses lokasi terhambat banjir.
Di Bali Timur, khususnya Gianyar, sejumlah tiang listrik roboh akibat longsor.
Namun, tingkat pemulihan sudah mencapai 99 persen.
Adapun wilayah Bali Utara, seperti Jembrana, Gilimanuk, dan Singaraja, relatif lebih cepat pulih dengan capaian 98 persen.
General Manager PLN UID Bali, Eric Rossi Priyo Nugroho menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat yang terdampak pemadaman.
Ia menegaskan, pemulihan pasokan listrik diprioritaskan untuk fasilitas vital, seperti rumah sakit dan bandara, sebelum kemudian menyala bertahap ke pelanggan lainnya.
"Kami memahami kesulitan yang dialami warga, terlebih saat umat Hindu di Bali tengah merayakan Hari Raya Pagerwesi. Tim kami terus berupaya agar listrik bisa segera normal," ujarnya, Rabu (10/9/2025) dalam keterangan resmi.
Sementara itu, BMKG Bali telah mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang di hampir seluruh wilayah Bali.
Kondisi ini juga meningkatkan risiko banjir dan longsor, terutama di Denpasar, Tabanan, dan Kuta yang menjadi titik paling terdampak.
PLN UID Bali juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap bahaya listrik di tengah banjir.
Warga diminta segera mematikan listrik dari meteran atau Miniature Circuit Breaker (MCB) jika air masuk rumah.
PLN juga mengimbau warga untuk tidak menyentuh peralatan listrik dengan tangan basah, serta menggunakan penerangan darurat yang aman.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang