Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Panas di Bali, Warga: Aktivitas di Rumah Saja Terganggu, Tidur Malam Enggak Nyaman

Kompas.com, 17 Oktober 2025, 17:13 WIB
Yohanes Valdi Seriang Ginta,
Icha Rastika

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Warga Kota Denpasar, Bali, Putu Yona (25) mengaku terganggu menjalankan aktivitas sehari-hari akibat cuaca panas dan gerah beberapa pekan belakangan ini.

Yona yang sehari-hari bekerja di media massa ini merasa cepat lelah saat beraktivitas di luar ruangan.

Padahal, Yona menghabiskan waktu selama 3 sampai 6 jam berada di luar lapangan saat bekerja.

Bahkan, Yona juga tidak nyaman saat beristirahat di dalam rumah saking gerahnya. Udara terasa gerah dari pagi sampai subuh dini hari.

"Aktivitas sehari-hari di rumah saja terganggu, walaupun pakai kipas masih gerah. Mau tidur malam juga enggak nyaman, apalagi kalau beraktivitas di lapangan panas banget," katanya, Jumat (17/10/2025).

Baca juga: Cuaca Panas Kota Denpasar, Damkar Guyur Sampah di TPA Suwung demi Antisipasi Kebakaran

Hal senada juga disampaikan warga lain bernama Ita (35). Ia yang masih satu profesi dengan Yona sering merasa pusing setelah mengendarai sepeda motor di tengah kepadatan lalu lintas dan udara yang panas.

"Panasnya kebangetan, panas dari aspal dan panas matahari menyatu ke wajah dan seluruh tubuh saat berkendara di jalan. Kalau mau lanjut beraktivitas terpaksa istirahat dulu 5 sampai 10 menit biar bisa konsentrasi," katanya.

Prakirawan Cuaca BBMKG Wilayah III Denpasar, Ariantika mengatakan, cuaca panas dan udara gerah ini disebabkan posisi semu matahari saat ini bergerak ke arah selatan ekuator, sehingga energi panas matahari lebih besar diserap oleh permukaan bumi serta suhu udara menjadi lebih tinggi dari biasanya.

Hal ini juga dipengaruhi oleh tutupan awan yang minim sehingga panas dari matahari terasa secara langsung.

Baca juga: Cuaca Panas Kota Denpasar, Damkar Guyur Sampah di TPA Suwung demi Antisipasi Kebakaran

BBMKG Wilayah III Denpasar mencatat, suhu uhu udara maksimum tercatat berkisar antara 32-34 derajat celcius sejak 4 Oktober 2024 lalu. Kelembapan udara tercatat sekitar 80-90 persen sehingga membuat udara terasa gerah.

"Suhu Udara maksimum mencapai 34 derajat celcius ini tercatat di Stasiun Geofisika Sanglah, Denpasar sejak tanggal 4 Oktober 2025 dengan nilai yang berfluktuasi setiap harinya. Kelembaban udara yang cukup tinggi hingga mencapai 80-90 persen, membuat udara juga terasa gerah," katanya.

Kondisi panas dan gerah ini diprediksi masih akan berlangsung selama oktober hingga awal November 2025.

Masyarakat diimbau untuk tetap terhidrasi atau minum dalam jumlah cukup, menggunakan topi atau tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan dan waspada terhadap perubahan kondisi cuaca.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau