DENPASAR, KOMPAS.com - Polisi akhirnya mengungkap misteri di balik kematian mahasiswa asal Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara, berinisial ASN (23), di kamar kosnya di Jalan By Pass Ngurah Rai, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, pada Sabtu (18/11/2023).
Hasil otopsi yang dilakukan Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat II Medan, Sumatera Utara, menunjukkan korban tewas akibat gantung diri.
"Jadi dari semua yang kami lakukan pemeriksaan kami berkesimpulan bahwa korban meninggal karena mati gantung," kata Dokter Forensik RS Bhayangkara Medan, Ismurrizal, di Markas Polresta Denpasar, Bali, pada Rabu (13/12/2023).
Baca juga: Kematian Mahasiswa Asal Taput di Bali Masih Misteri, Polisi Periksa 6 Saksi dan Tunggu Hasil Otopsi
Ismurrizal mengungkapkan, pada jenazah korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan, selain adanya luka lecet tekan yang melingkari leher korban.
Adapun pembengkakan yang ditemukan pada area kelamin korban merupakan akibat proses pembusukan.
"Ada pembesaran pada bagian kelamin (korban), kemudian kami buka, kami sayat, jumlahnya lengkap tidak kami temukan tanda-tanda kekerasan, artinya itu berisi gas pembusukan," kata dia.
Baca juga: Mahasiswa asal Taput Tewas Mengenaskan di Bali, Keluarga Duga Dibunuh
Senada dengan Ismurrizal, Ahli Forensik Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof IGNG Ngoerah, Denpasar, Dudut Rustyadi, mengatakan jenazah korban sudah dalam proses pembusukan saat dilakukan pemeriksaan luar pada Sabtu (18/11/2023).
Tanda-tanda pembusukan itu berupa adanya perubahan warna kulit, kulit ari mengelupas, pembengkakan mulai dari wajah hingga bagian kelamin.
Diperkirakan korban sudah meninggal dunia kurang lebih dua hari sebelum dilakukan pemeriksaan luar.
Dari hasil pemeriksaan, ditemukan luka lecet tekan yang melingkar pada leher korban dengan arah kemiringan dari kanan bawah ke kiri atas.
"Dari arah tersebut menunjukkan bahwa yang aktif adalah berat badannya, bukan kakinya. Kalau dari kedokteran forensik, kalau yang talinya aktif itu talinya datar, tapi kalau kasus gantung itu yang aktif berat badan," kata dia.
Sebelumya diberitakan, kematian mahasiswa asal Tapanuli Utara, Sumatera Utara, ini meninggalkan misteri lantaran keluarga menduga korban tewas dibunuh.
Keberadaan jenazah korban pertama kali diketahui oleh pemilik kos bernama Nyoman Risup Artana (43) pada Sabtu (18/11/2023) sekitar pukul 08.30 Wita.
Saat itu, saksi curiga lantaran di sekitar kamar korban terdapat banyak lalat dan melihat ada darah yang keluar dari bawah pintu kamar kos korban. Saksi sempat berusaha mengetuk pintu kamar kos korban tapi tidak ada respons.
Melihat hal tersebut, saksi langsung bergegas melapor ke Polsek Kuta Selatan untuk ditindak lebih lanjut.