DENPASAR, KOMPAS.com - Kondisi balita di Denpasar, Bali, yang diduga terjangkit hepatitis akut misterius mulai membaik setelah menjalani perawatan selama 13 hari di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Bali, IGN Sanjaya Putra mengatakan, balita berusia 2 tahun (sebelumnya disebut berusia 3 tahun) itu akan segara dipulangkan dalam dua atau tiga hari ke depan.
"(Dari pemeriksaan) dokter secara klinis dan laboratoris baik, baik dari pemeriksaan fisik dan dari hasil evaluasi laboratorium," kata Sanjaya saat ditemui di RSUP Sanglah, Jumat (27/5/2022).
Baca juga: Anak 3 Tahun di Denpasar Diduga Hepatitis Akut Misterius
Sanjaya mengatakan, selama dirawat sejak 15 Mei 2022, pasien anak berjenis kelamin laki-laki ini ditempatkan di ruang isolasi untuk menjalani terapi.
"Penanganan kita rawat di ruang isolasi, kita berikan terapi terutama antioksidan dan hasilnya baik," kata dia.
Baca juga: Begini Kondisi Pasien Hepatitis Akut Pertama di Banten
Sanjaya menjelaskan, saat pertama kali diantar ke RSUP Sanglah, balita ini mengalami berbagai gejala seperti mual, muntah, sakit perut, kencing berwarna seperti teh dan mata kuning.
Lalu, pihaknya melakukan tindakan swab pada tenggorokan dan anus pasien untuk mengidentifikasi penyakit yang diderita balita tersebut. Dua sempel itu kemudian dikirim ke laboratorium Litbangkes Kemenkes RI.
Selain itu, tim medis juga mengambil sempel darah, air kencing dan kotoran untuk diperiksa di laboratorium di RSUP Sanglah.
Hasil pemeriksaan laboratorium, pasien diketahui negatif hepatitis A, B, C, dan E atau disebut probable hepatitis akut yang penyebabnya tidak diketahui.
"Udah (keluar hasil laboratorium). Makanya ditentukan probable karena hepatitis A, B, C dan E negatif itu yang disebut unknown etiologi," kata dia.
"Kita sempat tanya, ibunya ini bidan. Sempat kita tanya tidak ada bepergian," kata dia.
Sanjaya meminta masyarakat untuk tidak panik dengan kehadiran penyakit hepatitis akut misterius ini kerena proses penularannya tidak menimbulkan klaster seperti Covid-19.
Baca juga: Kasus Pertama Hepatitis Akut di Banten, Pasien Dirawat di RS Mandaya Tangerang
Kendati demikian, ia tetap meminta masyarakat untuk tetap menerapkan pola hidup sehat pada anak salah satunya menjaga kebersihan lingkungan.
"Untuk kita semua ini sesuatu yang berbeda dengan kasus pandemi Covid-19 biar nggak terlalu panik kita. Kita wajib waspada terhadap suatu penyakit apalagi pada suatu penyakit yang baru, tapi kita nggak usah panik," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.