Selanjutnya, pada enam hari sebelum Galungan yang disebut Sugihan Jawa, biasa jatuh pada hari Kamis Wage wuku Sungsang.
Pada hari itu, umat melaksanakan upacara Mererebon dengan tujuan untuk nyomia atau menetralisir segala sesuatu yang negatif pada Bhuana Agung disimbolkan dengan pembersihan Merajan dan rumah.
Keesokan harinya, umat Hindu akan melaksanakan Sugihan Bali yang memiliki makna penyucian atau pembersihan diri sendiri yang digelar setiap hari Jumat Kliwon wuku Sungsang.
Kemudian, upacara Hari Penyekeban yang dilaksanakan setiap Minggu Pahing wuku Dungulan.
Pada upacara ini, umat Hindu mengekang diri agar tidak melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama.
Berikutnya, hari Penyajan yang jatuh setiap Senin Pon wuku Dungulan atau dua hari sebelum hari Raya Galungan.
Baca juga: 16 Ucapan Selamat Hari Suci Galungan, Pilih yang Mana?
Menurut Kenak, pada pada hari tersebut umat akan digoda oleh Sang Bhuta Dungulan untuk menguji sejauh mana tingkat pengendalian diri umat Hindu untuk melangkah lebih dekat lagi menuju Galungan.
"Menggoda itu artinya Sang Bhuta Dungulan bisikin kita yang enggak-enggak, ya pencurianlah, perjudianlah, selingkuhlah dan semuanya. Bagaimana kita menaklukkan yang disebut Sang Bhuta Dungulan itu sendiri," kata dia.
Selanjutnya, umat Hindu memasuki Hari Penampahan yang kemudian dilanjutkan pada keesokan harinya dengan hari raya Galungan.
Kenak mengatakan, hari raya Galungan merupakan momen menyatukan kekuatan rohani agar mendapat pikiran dan pendirian yang terang.
Baca juga: 3 Petugas Sekuriti di Bali Jadi Tersangka Usai Keroyok Pengunjung Kafe
Bersatunya rohani dan pikiran yang terang inilah wujud dharma dalam diri. Sementara, segala kekacauan pikiran yang menghampiri umat adalah adalah wujud adharma.
Menurut dia, kemenangan dharma ini dapat diimplementasikan dalam bentuk Tri Hitam Karana, yakni menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan Yang Maha Esa, alam, dan sesama manusia.
"Kita harus memelihara lingkungan dan juga hubungan harmonis antara sesama, jangan sampai melakukan hal hal negatif sampai memojokkan seseorang dan membuat narasi yang provokatif," kata dia.
Setelah hari Raya Galungan, umat melaksanakan upacara Umanis Galungan dengan mengelar persembahyangan dan dilanjutkan dengan bersilaturahmi ke sanak saudara.
"Hari Umanis Galungan kita melaksanakan Dharma Santi untuk saling memaafkan antara sesama," imbuh Kenak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.