Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tari Tradisional Bali, dari Tari Kecak hingga Joged Bumbung

Kompas.com, 3 September 2022, 21:07 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Bali terkenal dengan budaya tradisi yang menarik, salah satunya adalah ragam tari tradisional.

Keindahan tari tradisional Bali tak hanya memesona wisatawan domestik namun juga tersohor hingga ke mancanegara.

Baca juga: Tari Kecak: Gerakan, Pola Lantai, Properti, Iringan, dan Maknanya

Tak heran jika wisatawan yang berkunjung selalu menyempatkan untuk menikmati keindahan tari tradisional Bali ketika berkunjung.

Baca juga: Tari Pendet: Asal, Sejarah, dan Gerakan

Tari tradisional itu biasanya akan melibatkan nilai keagamaan atau ritual, namun ada juga jenis tari yang digunakan sebagai seni pertunjukan.

Baca juga: Tari Legong Asal Bali, Gerakan, Busana, dan Jumlah Penari

Tari Tradisional Bali

Berikut adalah beberapa tari tradisional Bali yang masuk dari Daftar Warisan Budaya Tak Benda Kemendikbud.

1. Tari Kecak

Tari Kecak menjadi salah satu tarian tradisional Bali yang telah terkenal hingga ke mancanegara.

Tari kecak berasal dari jenis tari sakral yaitu tari Sang Hyang yang digunakan untuk berkomunikasi dengan para dewa atau leluhur.

Baru pada tahun 1930-an mulai disisipkan cerita epos Ramayana ke dalam pertunjukan Tari Kecak.

Tari Kecak adalah jenis tari Bali yang paling unik karena tidak diiringi dengan alat musik seperti gamelan namun diiringi dengan suara para penarinya.

2.Tari Legong

Tari Legong Kraton.BOBO.GRID.ID/PUTRI PUSPITA Tari Legong Kraton.

Tari Legong merupakan salah satu tari tradisional yang indah dari Bali.

Kata Legong berasal dari kata ‘leg’ yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan ‘gong’ yang artinya gamelan.

Tari Legong mengandung arti gerak tari yang terikat oleh irama gamelan yang mengiringinya.

Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.

Tari Legong dikembangkan pada abad ke-19 yang mulanya ditarikan dua orang gadis yang ditarikan di bawah sinar bulan purnama di halaman keraton.

3. Tari Pendet

Tari Pendet berasal dari Bali. Tari Pendet adalah tari tradisional kreasi yang sangat terkenal era 1970 an hingga 1980 anencyclopedia.jakarta-tourism.go.id Tari Pendet berasal dari Bali. Tari Pendet adalah tari tradisional kreasi yang sangat terkenal era 1970 an hingga 1980 an

Tari Pendet yang disebut juga Tari Bhatara atau Bhatari adalah sebuah tari tradisional Bali yang digunakan sebagai persembahan untuk para leluhur.

Tari Pendet dipentaskan di halaman pura, menghadap ke sebuah palinggih, dimana Bhatara dan Bhatari distanakan.

Tari Pendet dibawakan oleh penari wanita berpakaian adat, yang masing-masing membawa sebuah bokor atau canang sari.

Pada bagian akhir, para penari akan meletakkan semua barang bawaan ini di palingih dan bunga-bungaan ditaburkan sebagai simbol penghormatan.

4. Tari Rejang

Tari Rejang adalah tarian upacara keagamaan yang diselenggarakan di pura, merajan atau sanggah.

Penarinya adalah laki-laki dan perempuan yang diiringi dengan tabuh gegaboran.

Tari Rejang memiliki bermacam-macam bentuknya seperti Rejang Dewa, Rejang Renteng, Rejang Bengkol, Rejang Regong, Rejang Lilit, dan lain-lain.

Iringan Tari Rejang terdiri dari beberapa gabor, seperti Gabor Longgor, Gabor Selisir, Gabor Bebancangan, dan Gabor Ganjur.

Bagian terakhir Tari Rejang biasanya dilanjutkan dengan tari perang, dan diakhiri siratan Tirtha (air suci) dari Sang Sulinggih.

5. Tari Barong

Tari Barong Bali. Shutterstock Tari Barong Bali.

Tari Barong merupakan tari tradisional yang menggunakan topeng dan dilakukan oleh dua laki-laki.

Satu penari akan memainkan bagian kepala Barong, dan satunya lagi berada di bagian ekor Barong.

Badan barong terbuat dari bahan kulit dan berhiaskan ukiran khas Bali, sementara bagian bulunya terbuat dari serat ijuk dan ada pula dari bulu burung gagak.

Tari Barong menceritakan perseteruan antara kebijakan yang disimbolkan dengan barong dan kejahatan yang simbolkan oleh sosok rangda.

6. Tari Baris

Tari Baris adalah tarian tradisional Bali yang berawal dari satu bentuk ritual yang kemudian berubah menjadi tari hiburan.

Tarian ini biasanya dibawakan oleh paling sedikit 18 orang dan paling banyak 40 penari laki-laki.

Dalam Tari Baris, para penari akan bergerak layaknya seorang pahlawan yang sedang berperang yang memperlihatkan tentang keberanian para ksatria Bali.

Kostum yang dikenakan oleh penari dalam Tari Baris adalah badog, lamak, awir, baju beludru, celana panjang, dan lain-lain.

7. Tari Sanghyang Dedari

Tari Sanghyang Dedari merupakan salah satu jenis tari sanghyang atau tarian kerauhan yang ditarikan dalam kondisi kesurupan.

Tari ini memiliki tujuan mistis dan tidak ditampilkan di depan umum, namun ditarikan dengan tujuan untuk melindungi desa dari wabah penyakit, bencana alam, dan bencana lainnya.

Tari Sanghyang Dedari merupakan tari peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang ditarikan oleh dua orang gadis yang dianggap masih suci.

Keunikan dari tari ini adalah tidak adanya iringan alat musik melainkan menggunakan iringan dari suara beberapa orang yang menyanyikan lagu persembahan kepada dewa.

8. Tari Topeng Sidhakarya

Tari Topeng Sidhakarya adalah tari yang biasa ditarikan di akhir acara yang menjadi tanda bahwa tari sakral telah selesai.

Dalam acara ritual keagamaan tradisi Hindu di Bali, Tari Topeng Sidhakarya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan runtutan upacara.

Tarian ini berfungsi sebagai pelengkap untuk mendapatkan keyakinan dalam mencapai ke arah kesempurnaan dan kesuksesan sebuah yadnya.

9. Tari Gambuh

Tari Gambuh termasuk dalam jenis sebagai Tari Bebali atau Tari seremonial pengiring upacara di Pura.

Dramatari Gambuh merupakan tari lakon klasik tertua dalam khazanah tari Bali.

Tari ini merupakan bentuk total teater yang memiliki unsur seni, drama, musik, dialog, dan tembang.

Tari Gambuh berhubungan dengan pelaksanaan upacara-upacara besar yang ditarikan pada waktu Ida Bhatara turun ke paselang.

10. Joged Bumbung

Joged Bumbung adalah merupakan salah satu jenis tari joged yang diiringi dengan gamelan bumbung atau bambu.

Penari joged pada awalnya menari sendiri yang disebut ngelembar.

Setelah itu penari mencari pasangannya yaitu salah seorang lelaki yang menonton untuk kemudian menari bersama-sama atau ngibing.

Tari Joged Bumbung ini memiliki persamaannya dengan tari gandrung.

Sumber:
warisanbudaya.kemdikbud.go.id
jendela.kemdikbud.go.id
bali.tribunnews.com

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Proyeknya di Bali Ditutup oleh Pansus TRAP, Jimbaran Hijau: Kami Menunggu Dipanggil
Denpasar
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Proyek di Jimbaran Hijau Dihentikan, Satpol PP Pasang Police Line
Denpasar
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Pansus TRAP DPRD Bali Tutup Sementara Proyek Jimbaran Hijau
Denpasar
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Soal Bangunan Nuanu yang Disebut Melanggar, Satpol PP Bali: Secara Prinsip Tidak Masalah
Denpasar
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Buat Konten Pakai Mobil Pikap di Bali, Bintang Porno asal Inggris Dijatuhi Pidana Denda Rp 200.000
Denpasar
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Bangunan Investor di Taman Nasional Bali Barat Disegel
Denpasar
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Banjir Terjang Karangasem Bali, Puluhan Rumah Warga Terdampak
Denpasar
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Pansus TRAP Bakal Cek Kembali Nuanu Creative City meski Izin Disebut Lengkap
Denpasar
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Rombongan Pelajar Jepang Curi 40 Baju di Ubud Bali, Aksinya Terekam CCTV
Denpasar
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Lift Kaca di Nusa Penida Belum Dibongkar, Sudah 3 Minggu Sejak Perintah Pembongkaran
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Bintang Porno Asal Inggris Tak Ditahan Meski Langgar Izin Tinggal, Ini Alasan Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Bintang Porno asal Inggris Lenggak-lenggok sambil Isap Lolipop saat Diperiksa Imigrasi
Denpasar
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Bintang Porno Asal Inggris dan 3 Pria WNA Bakal Dideportasi dan Dicekal 10 Tahun
Denpasar
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Tak Ditemukan Unsur Pornografi, Bintang Porno Dijerat UU Lalu Lintas
Denpasar
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Polisi Tak Temukan Unsur Pornografi dalam Konten Bintang Porno Inggris di Bali
Denpasar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau